Sunday, July 19, 2009

Bulan Juli 2009 adalah bulan yang banyak ku jalani dengan banyak belajar dan belajar banyak...

Best moment, Best picture




Pengalaman kecilku dulu yang tak dapat pernah kulupakan.

 

Waktu ku kecil sering main di darat (sebutan buat daerah yang alami dan asli-semi hutan) yang penuh dengan semak belukar, pohon rimbun, dan rawa-rawa yang dalam.

Dulu suka mencari ikan klatau (cupang) dengan tanggukan (alat yang digunakan untuk menangkap klatau, biasanya klatau tersebut kami saung (adu) dengan klatau teman-teman lain, selain itu jika warnanya bagus maka akan dipelihara dan diberi makan jentik-jentik dan kutu banyu. Klatau ini berbeda dengan ikan cupang hias yang sering dijual oleh penjual ikan hias.

Mahaga (mengejar) kalayangan (laying-layang)  kalau ada kalayangan yang betegangan (beradu) maka siap-siap kami untuk mehaga karena yang pagat kalayangannya benangnya panjang maka siap-siaplah kami mencari benangnya tak perduli duri dan rintangan yang berada didepan. Main sepak bola juga menjadi permainan kesukaan ku waktu kecil dulu tak perduli dibawah sinar matahari yang terik bahkan hujan yang deras sekalipun bahkan masih kuingat main bola jam 2siang saat bulan ramadhan…tapi tetap kuat puasanya…(inilah yang menyebabkan kulit ku gelap sampai saat sekarang ini, hehe). Kami bermain bola dilapangan sekolah ku waktu SD Cuma lapangan pasir sih yang bercampur batu yang penuh dengan kerikil tapi tak menyurutkan kegembiraan kami yang berada sekitar 1 kilometer dari kampung kami. Kadang-kadang kami juga bertaruh dengan kampung lain dengan uang (hehe, waktu kecil sudah kenal dengan judi tapi sekarang tidak lagi) dan kalian pasti tahu bahwa kami selalu menang…hehehe beneran ini ga bohong lho karena kami punya pemain-pemain yang rata-rata hebat dalam urusan menggocek bola. Tapi kami belum punya sepatu bola buat bermain dilapangan yang sesungguhnya. Beralih dari sepakbola dan yang ini agak ekstrim sih, dulu kami sering berkotor-kotoran dengan menggalau, merengge, membanjur, menuba dari beberapa sumur (sumur yang ini berada di”darat” dan ada juga dibawah kolong rumah ditempat kami karena rumah-rumah ditempat kami berbentuk bubungan sehingga ada air sungai atau sumur yang sering banyak ikannya, ada haruan, sapat, pepuyu dan walut. Hehehehe. Tak salah lagi maka dapat kalian bayangkan betapa bau nya aroma tubuh kami jika telah kembali kerumah masing-masing (bau naga, hahaha). Lumpur, kotoran, tanah sudah hal biasa bagi kami sehingga aku sering diajar (dipukul;karena) oleh kaka dan ibuku dulu karena mereka tak ingin melihat adik dan anaknya kelihatan “kurisaan” seperti anak gelandangan. Sekarang hal itu sangat jauh sekali dari ku tak pernah lagi bergelut dan bercampur dengan Lumpur dan tanah.. kalau ke darat mencari ikan biasanya hasil tangkapan kami bawa kerumah masing-masing atau dikumpulin untuk dimakan bersama-sama (bemasakan kata orang banjar) dengan cara menggalau, merengge, membanjur  maka sementara kami meletakkan rengge kami biasanya mencari buah (atau lebih tepatnya mencuri buah-buahan) yang tak bertuan di darat. Buah itu kalau tak kami petik dan makan biasanya bakal dimakan hewan-hewan liar:tupai, musang, kelelawar, ulat dll. So sebelum dimakan mereka kamilah yang lebih dahulu menyantapnya. Bisa buah rambutan yang berbagai jenis mulai garuda, batuk, antalagi, dan lain-lain dan yang paling kami suka adalah antalagi karena rambutan ini walau masih hijau tetapi tetap manis..walau ada getahnya. Selain rambutan ada juga ampalam, mangga, kuini, hambawang, ketapi, binjai, sawo, nangka, nangka kelanda, durian, limau, kasturi, pisang, jambu air, jambi biji, manggis, dan lain-lain banyak deh pokoknya. Dan hal itu tanpa sepengetahuan pemiliknya karena kami sendiri tak tahu siapa pemiliknya. Yang kami tahu pemiliknya adalah seorang yang kaya raya sehingga tak memperdulikan tanah (darat) tersebut