Friday, December 31, 2010

Catatan Akhir Tahun [Aku, red]

Tiba saatnya aku harus jujur padamu. Setelah sekian lama kita bersama, walau tak sedikit kisah dan kenangan indah bersamamu.

Masih ku ingat pertemuan pertama kita (Januari). Kemudian kau dengan setia menemani diriku mewujudkan satu persatu harapanku mengelilingi Indonesia. Sayup-sayup terdengar suaramu ketakutan ketika kita menaiki pesawat ke Jogjakarta. Kau memberikanku semangat saat aku berusaha mencapai puncak Borobudur dan kau dengan setia menunggu dibawah mengambil gambar-foto diriku.

Untuk membalasnya kubawa engkau menghabiskan malam menonton pertunjukan sendratari Ramayana dibawah keeksotisan Prambanan.

Setelah pulang, kau memintaku mengajakmu melihat-lihat kebudayaan dayak Kalimantan di Buntok, Kalimantan Tengah dan bersedia memberikan waktu untukku pendidikan di Surabaya. (Maret)


Sebelumnya kau, memberikanku kesempatan menemuimu persis di 24 tahun kehidupanku (Februari).


Kau juga memperbolehkan diriku mengunjungi Saudari (maya)ku diBandung, dan tak membiarkanku tersesat di Kota Hujan itu karena aku salah menaiki angkot. Sayang saat ku pulang aku tak dapat memberikan oleh-oleh buat mu karena aku tak sempat  pergi ke event besar Pekan Raya Jakarta karena sedikit waktu yang kau berikan. (Juni)


Awal September, kau lagi-lagi memberikanku kesempatan untuk menjelajahi Batulicin, kemudian akhir Oktober kau dengan setia memberikan semangat saat aku harus melakukan perjalanan darat-udara-laut sekaligus ketika melihat betapa luasnya kekuasaan kesultanan Bulungan (Balikpapan-Tarakan-Tanjung Selor).


Desember, inilah saat-saat terberat diriku juga dirimu untuk berpisah. Banyak cita-cita bersama kita yang belum tercapai, tetapi aku tak ingin menutup mata tentang kebersamaan kita yang mampu meruntuhkan tabir pembatas yang bernama "TAK MUNGKIN" itu. Akan kurencanakan kembali program-program yang tertunda atau belum terlaksana sambil menyusun langkah maju kedepan, meski tanpamu


Inilah jalan terbaik yang harus kita ambil. Perpisahan merupakan langkah tepat untuk mengarungi hidup yang lebih baik. Mengakhiri  lembaran cerita bersama. Terlalu banyak kata dan cerita mengiringi perjalanan kita. Mengingatmu akan menguras banyak emosi bagi diriku, mungkin juga dirimu.

Akan kubuang jauh cerita yang buatku bersedih dan terpuruk ketika mengingatmu. Namun akan kusimpan baik-baik hal terindah yang pernah kau berikan. Keberadaanmu takkan tergantikan untuk diriku, tetapi aku harus menerima kenyataan dan bersiap menggantikan posisimu dengan yang lain dihadapanku.

Akan kujadikan cerita bersamamu menjadi evaluasi dan pengalamanku untuk memulai hal yang baru melangkah bersamanya kedepan.

 Berat memang, tetapi menyusun kembali rencana kedepan dan memperbaiki kesalahan adalah suatu keharusan. Tak ingin berlama-lama terkurung dalam masa suram dan kegelapan. Bergegas menuju harapan dan Impian adalah kerjakeras yang akan kulakukan.



Selamat tinggal masa lalu
ku akan melangkah..

Adalah baik memulai sesuatu dengan baik, tetapi lebih baik lagi mengakhirinya dengan baik pula.

Selamat tinggal 2010,
selamat datang 2011


Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Wednesday, December 29, 2010

Jadikan Momentum sebagai pelajaran

Timnas kita memang tidak juara seperti yang diharapkan. Tetapi takdir seperti inilah yang diberikan Allah kepada kita. 3 kali gagal sebagai sebagai juara tentu bukan pengalaman yang sedikit untuk bisa belajar dari kesalahan-kesalahan.

Kita tak mungkin menyalahkan pemain yang sudah berusaha luar biasa dengan kemampuan terbaik mereka. Kita juga tidak menutup mata dengan problem atau masalah yang harus mereka benahi.

Tetapi karena mereka, nasionalisme negara kita tumbuh dan berkembang layaknya jamur ketika musim penghujan tiba.
 
2 kali pertemuan final melawan malaysia. Kita selalu dikalahkan oleh Momentum. Momentum mogok bermain ketika laser yang meneror markus. Momentum ketika firman gagal melaksanakan tugasnya pengangkat moral pemain.

Tulisan saya kali ini tak akan membahas masalah teknis yang sering digembar-gemborkan komentator. Hanya menuangkan emosi saya yang hampir meledak-ledak ketika dibuat tegang 180 menit.


Oke tim!!!  jadikan kegagalan ini sebagai kegagalan yang terakhir kalinya. Kita jadikan kegagalan ini sebagai MOMENTUM untuk melangkah jauh lebih baik dari sekarang. Kerja kalian sungguh bagus tim, membuat seluruh Indonesia melihat kalian. Memberikan kebahagian kepada kami semua. Bahkan ada saja yang memanfaatkan kerja keras kalian dengan ambisi pribadinya.

Tim harusnya kita menyadari tentang momentum itu.

Momentum adalah saat, kondisi, keadaan yang memiliki potensi untuk memampukan kita meraih suatu keberhasilan. Momentum memampukan kita meraih sesuatu yang sebelumnya tidak mampu kita raih.

Beberapa hal yang perlu kita mengerti tentang MOMENTUM :

1. Momentum hanya terjadi sesaat/temporer...tidak abadi. Jadi manfaatkan momentum dengan sebaik mungkin.

2. Dituntut sebuah kepekaan untuk dapat meraih momentum...karena seringkali momentum terjadi begitu saja...seperti sebuah anugerah. Jadi, latih kepekaan untuk mengenali momentum.

3. Kita mampu menciptakan sebuah momentum. Jika pada nomor 2, momentum yang terjadi adalah sebuah anugerah, maka di sisi yang lain, sesungguhnya kita memiliki kemampuan untuk menciptakan momentum. Dengan memotivasi diri dan juga memotivasi orang-orang di bawah pimpinan kita, maka momentum dapat tercipta...namun hal ini bukanlah yang yang mudah. Terus berjuang untuk dapat menciptakannya!

4. Ketika momentum sudah dan sedang terjadi, PERTAHANKAN!!! Anggap momentum sebagai sebuah harta yang berharga. Jangan pernah menyia-nyiakan momentum, atau kita akan menyesal. Momentum memang hanya sesaat (seperti yang dijelaskan pada no 1), tetapi kita mampu meneruskan momentum yang terjadi supaya dapat terjadi lagi...sehingga momentum yang kita rasakan dapat berlangsung lama)

5. Ciptakan kemenangan demi kemenangan, karena kemenangan dapat menjadi pemicu terjadinya momentum untuk meraih kemenangan berikutnya.

6. Jangan terbuai dengan kemenangan! Karena rasa puas diri adalah racun mematikan bagi momentum. Dengan kata lain "Ciptakan kemenangan..kemudian lupakan kemenangan untuk meraih kemenangan berikutnya." Pemenang sejati akan mencari tantangan yang lebih besar untuk ditaklukan, dan hal ini membutuhkan semangat berani gagal untuk mencoba. Bukan rasa puas diri karena keberhasilan pada tantangan berikutnya. Pilihannya 2 : "Lihat ke belakang dan engkau akan tersandung" atau "Lihat ke depan dan engkau akan melesat"


Dan hal ini terbukti pada diri kita.

Sekali lagi tim, terima kasih atas kerja keras dan pengorbanannya. Kalian lah yang membuat kami bersatu mendukungmu hingga kami duduk manis berteriak hingga serak. Kebersamaan kami muncul dengan duduk berbagi televisi. Kalian lah yang mengembalikan kebahagiaan kami setelah kami bersedih masalah di negara ini.

Jangan lah kita mendendam sama tetangga yang lupa sama kulitnya itu
. Biarlah sikap "nakal" mereka membuat kita semakin dewasa dan cambuk buat kebaikan kita. Buat kita para pendukung timnas, jadilah suporter yang mendukung luar dan dalam lapangan. Kita lebih diakui sebagai pemain kedua belas terbaik apabila kita menerima dengan lapang apapun hasil yang diperoleh dengan sportif. No Anarki, No Tawuran

Masih ada kesempatan 2 tahun yang akan datang untuk meraihnya. Kalau perlu kita buktikan pada dunia-tak hanya piala AFF. Harus dengan persiapan, fisik, dan mental yang lebih baik tentu nya...

Semoga beberapa pihak sadar akan keberadaan mereka yang kurang memberikan kontribusi kepada tim khususnya pada negara ini secara keseluruhan.

Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Hal inilah yang seharusnya kita evaluasi untuk jauh lebih baik ke depan.

"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..."


referensi: http://www.andriewongso.com/artikel/artikel_anda/1203/Memahami_Momentum/

Sunday, December 26, 2010

Allah Maha Adil, Malaysia Menang-Indonesia Menang

Allah Maha Adil dan Bijaksana.
Saya yakin suporter tim Malaysia dan juga Indonesia pasti mendoakan Timnas nya memenangkan pertandingan. Maka agar tak pilih kasih Allah berikan Malaysia kemenangan 3-0 di Bukit Jalil  dan Kemenangan Indonesia 5-1 di GBK.

Mudah-mudahan do'a lebih dari 2 juta lebih penduduk Indonesia di kabulkan saat bertanding di pertemuan kedua Final piala AFF di Indonesia dg skor yg sama 3-0. dan penentuan Juara lewat usaha dan kerja keras tim. Siapa yg sportif, tidak sombong, bekerja keras, dan pantang menyerah itulah juaranya. dan Tim itu adalah Indonesia
Laser yg terbukti ampuh membuyarkan konsentrasi pemain Indonesia diambil disini

trus kalau mau cari alasan kekalahan Indonesia sih banyak:
1. Suporter Malaysia curang (kasus yg sama dg vietnam)
2. Indonesia pake kostum putih-hijau (bukan merah-putih)
3. Konsentrasi pecah setelah permainan dihentikan
4. Masih ada sedikiiiittttt sifat sombong dan besar kepala pada pemain Indonesia
5. Ada yg salah dg Manajemen PSSI yg dari dulu hingga sekarang tidak berubah

Jadikan kekalahan ini sebagai evaluasi dan PR yg harus dikerjakan buat Timnas.

Yakinlah kita bisaaaa!!!!!
Ingat kita bisa mengalahkan Malaysia 5-1 di GBK

"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah..." [QS Az zuma 55]

Friday, December 24, 2010

Menularkan Semangat Nasionalisme

Bangga tiada terkira...
Mungkin begitulah yang dirasakan rakyat Indonesia saat ini. Setelah terpuruk, baik karena bencana maupun carut-marut pada sistem pemerintahan. Tiba-tiba semangat nasionalisme dan cinta tanah air begitu panas membara setelah Tim Nasional (sepakbola) Indonesia yang -hingga saat ini- sudah menembus partai Final
kejuaraan resmi Asosiasi Sepakbola se Asia Tenggara.

Momen ini sungguh sangat berarti bagi semua. Saya kira belum ada momen apapun (selain olahraga) yang membangkitkan semangat nasionalisme seluruh lapisan masyarakat Indonesia s
eperti sekarang.

Dari yang benar-benar paham dan suka sepakbola hingga yang baru saja suka karena ter"infeksi" euforia kebangkitan sepakbola Indonesia.

Bagaimana tidak, hampir semua mata dan mulut di negeri ini pasti melihat dan membicarakan aksi Firman Utina dkk. Tua dan muda, pria dan wanita sama saja, apalagi status sosial tak lagi membatasi untuk menularkan semangat nasionalisme.

Dibalik hal tersebut, saya meyakini ka
lau hal ini dapat menimbulkan efek positif bagi bangsa Indonesia kedepan. Yang paling terasa adalah media cetak maupun elektronik, tak lagi memberitakan hal-hal buruk atau negatif yang membuat bangsa ini makin terpuruk. Saya pikir berita buruk atau negatif dapat menjadi opini hingga perilaku yang dulunya tidak populer atau tabu di masyarakat menjadi hal yang biasa di negeri ini. (mudahan kalian paham maksud saya).




Hampir satu pekan lebih Timnas mengisi headlines news di media cetak dan elektronik. Daripada sinetron atau reality show atau program-program gosip yg lebih banyak mudharat mendingan nonton bagaimana ketekunan dan semangat kebersamaan timnas untuk membela nama bangsa.

Tidak hanya itu, timnas juga menularkan kegiatan positif bertema persatuan dan kesatuan masyarakat melalui kegiatan Istighoshah (doa bersama) menjelang keberangkatan mereka ke Malaysia (Jumat, 24/12) pagi besok selain kegiatan sosial lainnya. Bahkan rencananya, Lima menteri akan menemani Presiden beserta Ibu menyaksikan perjuangan Timnas, walau sedikit kontroversi tentang Gratifikasi.


Namun, momen ini tak serta merta berjalan mulus. Selalu saja ada kerikil halus dan tajam. Ketika fanatisme supporter memuncak karena ingin menonton langsung ke stadion Gelora Bung Karno, tiba-tiba secara sepihak "pengurus PSSI" menaikkan harga tiket. Jelas saja semua berpikiran bahwa ada unsur Materialisme disana. Sistem pembeliannya pun amburadul, para pembeli tiket diharus kan mengantri dari pagi hingga sore bahkan malam, panas dan hujan. Tiba-tiba saja ada panitia curang yang memborong habis tiket untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Terus ada juga yang kurang bijaksana mengadukan Timnas ke meja hijau karena telah memakai lambang negara di kaos timnas. Huuuffttt

Stop!!!! saya tak ingin berkomentar masalah ini lebih panjang karena bikin eneg.

Satu lagi hal menarik bagi saya. Apa itu...???

Naturalisasi...

Yah bagi saya naturalisasi boleh dan wajar-wajar saja diterapkan di Indonesia. Asal jangan "kalap" dengan naturalisasi. Maksudnya, saya berharap PSSI mempertimbangkan kuota atau jumlah pemain Naturalisasi mengisi Amunisi Timnas. Karena di negeri  Gemah Ripah Loh Jinawi ini, Indonesia tak kekurangan pemain berkualitas. Hanya saja mereka perlu diasah dan di urus oleh manajemen yang benar-benar berkualitas pula.

Penilaian saya (boleh dikritik):
Pemain naturalisasi timnas saat ini, El-Loco Gonzales dan Irfan Bachim hampir sama kualitas teknik dan skill bermainnya dengan pemain Indonesia. (Gonzales memang lebih sih).

Hanya saja dua pemain tersebut memiliki kelebihan dalam kematangan mental, semangat, kerja keras, pantang menyerah dan kepercayaan diri. Lima hal tersebut jarang saya lihat dalam satu dekade terakhir pada Timnas. Kecuali pada Piala Asia 2007 lalu.

Sifat-sifat itulah yang ditularkan oleh kedua pemain naturalisasi timnas saat ini kepada anggota timnas lainnya, membuat peningkatan kualitas signifikan pada kekuatan bermain timnas, selain keberhasilan Alfred Riedl dalam melatih fisik dan stamina hingga menyusun strategi bermain.

Jadi untuk selanjutnya PSSI harus selektif untuk naturalisasi pemain. Lebih baik lagi kalau yg mengisi skuad timnas adalah warga pribumi asli.

Semoga hal ini tidak membuat kita larut dalam euforia. Masih banyak yang harus dibenahi. Namun memanfaatkan momen inilah salah satu jalan menuju kedewasaan bangsa.


Ganyang Malaysia.

Selain gengsi. Pertemuan kedua Indonesia dan Malaysia juga mempertaruhkan prestise yang mahal harganya. Tentu saja dendam adalah hal yang tak baik. Tetapi jika Indonesia memenangkan pertandingan dan menjuarai piala AFF tahun ini akan membuktikan negara mana yang lebih dewasa.Serta memberikan kado indah akhir tahun bagi masyarakat Indonesia yang telah lama haus dengan prestasi.[RhmneLFath]

Wednesday, December 22, 2010

Hanya satu kata, terdiri dari 3 huruf namun memiliki sejuta makna dan arti untuk melukiskan anugerah terbesar makhluk hidup....yaitu IBU

Menghitung Nilai Kasih Ibu. Caranya: http://faturkatupat30.multiply.com/journal/item/53/Repost_Kasih_Ibu atau http://faturkatupat30.multiply.com/journal/item/80/Kisah_Tentang_Ibu_Harapan

Cerita Menarik dibalik Kesuksesan Lulus CPNS

Jika kemarin banyak teman-teman membahas tentang kenapa dan mengapa harus ikut CPNS, serta adakah faktor X dalam penerimaan CPNS tersebut. Maka kali ini saya mencoba menceritakan sedikit sisi lain -cerita unik-dibalik suksesnya beberapa teman yang tembus CPNS.

Jauh sebelum hari diumumkannya hasil tes CPNS Daerah kemarin, saya pernah berbincang-ngobrol, curhat, sharing atau apa saja istilahnya dengan teman-teman.Tentu saja membahas topik yang menjadi primadona sepanjang masa, yaitu kesejahteraan.

Bahkan jauh-jauh hari, bulan dan tahun yang lalu, pikiran kita sudah di "setting" mau masuk sekolah, kuliah jurusan apa yang diambil agar dimasa yang akan datang akan menemukan sebuah istilah hidup yang bernama kesejahteraan.

Lalu, apa -cerita unik- menariknya??

Selidik demi selidik, ternyata sebagian besar teman saya yang lulus CPNS adalah mereka yang baru saja menikah, atau dengan kata lain mereka lulus CPNS ketika sudah ada tanggungan hidup selain dirinya sendiri. Padahal sebelum menikah mereka hidup "terkatung-katung" tanpa kejelasan.

Ketika banyak teman termasuk saya yang belum siap menikah karena belum menemukan pekerjaan yang tetap karena "takut" tidak bisa membiayai hidup keluarga, maka Allah memberikan gambaran kebesarannya memberikan anugerah melalui rezeki yang tak terduga-duga. Hingga saya teringat kata orang kalau berkeluarga -isteri dan anak- itu membukakan pintu rezeki kita. Subhanallah

Karena Rezeki, Jodoh dan Maut adalah Hak Prerogatif  Allah kepada hamba Nya.

Bahkan Allah telah menjamin pembagian rezeki kepada kita.
Allah -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Artinya :
"tidak ada satu binatang melatapun di bumi ini melainkan Allahlah yang
mengatur rezekinya."(QS Hud: 6)



Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

Artinya :

"Seandainya kamu sekalian benar-benar tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Ia memberi rezeki kepada burung. Dimana burung itu keluar pada waktu pagi dengan perut kosong(lapar), dan pada waktu sore ia kembali dengan perut kenyang."

[HR.At-Tirmidzy(4/2344),Ibnu Majah(2/4164),dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak(4/318),dan dia berkata::”hadits ini hasan shahih.”dan

disepakati oleh Adz-Dzahaby)]


Entah kebetulan atau tidak, tapi saya mempercayai hal ini sebagai salah satu bentuk kebesaran Allah SWT. Karena Allah sungguh Maha Adil dan Bijaksana. Memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan hambaNya, bukan keinginan hambaNya.

Ya Allah berilah berkah kepada kami dari apa yang engkau beri rezeki pada kami dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Jadi Menikah = membukakan pintu rezeki. hehe

Semoga saat ini tak ada yang menanyakan kepada saya kapan dan mengapa saya tidak meniru mereka.

Friday, December 17, 2010

Lebih dari biasanya

Yang kau butuhkan adalah...

kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang lebih sering melihat ke atas,
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja
dan hati yang bekerja lebih keras dari biasanya,
serta mulut yang selalu berdoa


quote from 5 cm and edited by:
http://destipurnamasari.multiply.com/journal/item/177/Lebih_dari_Biasanya?replies_read=18

Sunday, December 5, 2010

[Kisah Tentang Ibu] Harapan

“Harapan”

By Rahman Elfath

 

Ada senyuman tersimpul diwajah ibu yang berkeringat dan terbatuk-batuk, ketika membungkus kue sambil melihat isi raporku.

 

“Sudahlah bu, fathur berhenti saja sekolah agar ibu tak repot bekerja. Ibu beristirahat saja agar penyakit ibu cepat sembuh.” (terbata-bata)

 

“Duh nak...kalau urusan uang atau keperluanmu sekolah tak usah kau pikirkan. Ibu masih bisa jualan atau berhutang sama acil Ijum. Kau belajar saja yang rajin supaya sukses dunia-akhirat dan membanggakan Ibu jadi anak yang berguna bagi semua. “ (penuh harapan)

 

“Oh iya, Ibu ingin memberikan satu-satunya dan terakhir yang ibu punya kepada mu.”

 

“Apa itu bu…?” (sambil terisak)

 

“Do’a ku“



******

 

Untuk diikutkan pada lomba menulis Kisah Tentang Ibu (KITAB) oleh blog Cerpen Tiga Tujuh.

Info lomba: disini

Gambar dipinjam disini

Wednesday, December 1, 2010

[Perjalanan] Hurry up November Rain.

Hai buku kecilku, izinkan aku bercerita banyak tentang perjalananku kemarin. Banjarmasin - Balikpapan - Tarakan - Tanjung Selor adalah Kali pertamaku menjalani perjalanan melintasi ketiga unsur dibumi sekaligus.

Perjalanan Darat-udara dan laut lebih dari 30 jam non stop. Dan ternyata 30 jam itu bukanlah akhir dari perjalanan (dinas) ku kemarin. Karena aku harus mengunjungi beberapa titik-titik lokasi dibeberapa kecamatan yang ada di kawasan kekuasaan Kesultanan Bulungan.


Sebelumnya aku sangat bahagia saat diberi tahu akan ditugaskan untuk mengunjungi kota yang diwacanakan akan menjadi Ibukota Kalimantan Utara tersebut. Karena impian untuk mengeliling semua kota diIndonesia khususnya pulau Kalimantan sedikit demi sedikit telah terealisasi. Sebelumnya aku sudah pernah menceritakannya  pada dirimu tentang kota Balikpapan-Bontang dan Sangatta beberapa waktu lalu (linknya).


Mengawali hari pertama hingga hari ketiga dibulan November aku bertualang ke beberapa kota penting di Kalimantan Timur. Perjalanan panjang kuawali pada penghujung bulan oktober. Berangkat dari Banjarmasin menuju Balikpapan menggunakan Bis (Pulau Indah) jam 2 siang. Walau hanya hujan yang mengantar keberangkatanku, tak mengurangi semangat diriku untuk menjemput keping-keping impian. Sebenarnya ada sih, perjalanan udara(pesawat) dari Banjarmasin-Balikpapan, bahkan ada 3 maskapai penerbangan yang menyediakan transportasi ke kota minyak tersebut. Namun aku harus memperhitungkan jadwal keberangkatan kapal cepat -biasa disebut speed- dari Tarakan menuju Tanjung selor.

Sebenarnya ada Pesawat dari Banjarmasin-Balikapapan-Tarakan yang nyambung (connect), yaitu Banjarmasin-Balikapapan (Batavia 11.15, Mandala 13.15, Sriwijaya 14.40) dan dari Balikpapan ke Tarakan menggunakan Sriwijaya air 18.10-19.10). Tetapi diperkirakan tidak akan ada kapal lagi pada jam (19.10) tersebut. Aku juga tak mau buang-buang waktu untuk bermalam (menginap) di kota Tarakan. Akhirnya bus lah jalan terbaik untuk digunakan walau harus duduk manis selama 12 jam. Huhhff, capek itu sudah pasti.

Whuaa….ternyata aku tiba di Balikpapan pukul 5 pagi. Itu artinya aku kepagian datang ke Bandara Sepinggan. Padahal schedule pesawat ku menuju Tarakan pukul 11.15 siang pake lionair. Yahh, tak ada jalan lain selain tidur di emperan-bangku2 kosong Bandara. Malu sih tak dihiraukan lagi, Cuma takut sama petugas security aja, karena dikira ada artis yang ketiduran di airport.hehe


Waktu itu sungguh relative. Kadang bisa cepat berlalu, kadang terasa sangat lambat. Ketika diliputi perasaan yang menyenangkan waktu selalu saja cepat habis, tetapi selama masa kesedihan-kesepian-dsb- waktu berjalan begitu lambat.


Akhirnya setelah menunggu -bosan pergi- selama 5 jam sendirian sambil nyuri-nyuri kesempatan tidur di kursi yang sudah diduduki ribuan orang, flight from Balikpapan to Tarakan segera berangkat. Tas punggung yang sebelumnya ringan terasa sangat berat . Hampir bertambah 2 kali lipat beratnya. Ahh mungkin “halusinasi” aku saja.

Inilah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan mata dan badan sudah merintih meminta istirahat. Satu jam terlelap begitu sangat berarti dalam perjalanan ini.

Akhirnya aku tiba dibandara Juwata, sempet bingung juga sih waktu dipesawat pramugari menyampaikan bahwa dalam beberapa saat lagi akan sampai di bandara Juwata kota Tarakan. Aku samar-samar mendengar bandara juwata itu seperti bandara juanda. Loh, kok sama dengan bandara di Surabaya pikirku saat itu. Maklum saat dipesawat kadang telingaku (mungkin juga kalian) sedikit terganggu akibat tekanan udara.

Ouuhh, seperti ini ternyata bandara di Tarakan. Jika dibandingkan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, bandara Juwata sedikit lebih kecil. Ruangan check-in, waiting room dan baggage claimnya kecil dan sederhana. Bangunannya terlihat ‘agak’ tua. Landasan pacunya juga tak terlalu rumit seperti di Soekarno Hatta dan Juanda. Maklum pesawat besar yang hilir mudik dibandara ini Cuma ada beberapa.  Tujuannya pun tak  sekomplit Balikpapan.  Walaupun ada juga penerbangan tujuan langsung dari Jakarta. Setelah turun dari pesawat aku dan penumpang pesawat lainnya pun harus berjalan kaki kurang lebih 500 meteran menuju bangunan bandara. Lumayan…hehe


Dan ternyata aku sudah dijemput dan diajak makan siang, maklum bersama bos sih. Walaupun memudahkan, dijemput mengurangi essensi bertualang diriku. Tentu saja, karena aku tak dapat merasakan sensasi berkeliling, tersesat, foto-foto, dan berdialog dengan petugas dan orang-orang untuk sekedar bertanya dimana toilet atau apa saja tentang Kota Tarakan.


Awalnya sempat heran dengan pekerja di RM ini. Karena mereka pake baju bola kebanggaan orang Malang. Yah, betul sekali mereka kompak pake baju tim singo edan (Arema). Kata bapak yang menjemputku, katanya mereka memang penggemar arema. Bahkan pemain-pemain arema dan juga artis ibukota sering mampir kerumah makan ini. Wew..


Setelah kekenyangan dan berkeliling sebentar di kota Tarakan, dan mencari tahu apa penyebab konflik yang beberapa waktu lalu sempat membuat penduduk setempat was-was, aku langsung diantar menuju dermaga tanjung (selor). Persis pukul 15.30 perahu cepat-Speed- menuju tanjung selor berangkat. Saat itu aku menaiki speed Limex dengan harga 80 ribu rupiah. Harga segitu cukup wajar mengingat speed ini menggunakan 3 mesin/motor yang membuat kapal ini lebih cepat daripada kapal-kapal lain.


Sempat pusing juga sih saat menunggu kapal berangkat selama 15 menit. Keringat mulai bercucuran, maklum hari itu panas sekali dan aroma tubuh manusia berbaur antara yang harum hingga…tak usah disebut lah.

Syukur Alhamdulillah perjalanan laut yang kupikir akan membosankan ternyata menyenangkan. Aku disuguhi pemandangan pulau-pulau kecil sejak menyeberang dari pulau tarakan menuju tanjung selor. Seperti melewati semak belukar dan pohon-pohon bakau. Sesekali terlihat beberapa pegunungan yang jauh dipelupuk mata.
(Gambar diambil dari kapal (speed) terlihat pulau Tarakan dari kejauhan)


Tahukah kamu, ternyata Tarakan itu adalah pulau kecil yang terpisah dari pulau Kalimantan. Letaknya pun sedikit diatas atau ke utara. Hooo..pantas saja aku diceritakan kalau perjalanan ke dari Tarakan ke Tanjung selor itu seakan seperti berbalik kembali. Atau dengan penjelasan lain begini nih. Dari Balikpapan menuju Samarinda trus sampai di Bontang, lanjut ke Sangatta dilanjutin lagi Tanjung Redeb dan diujung ketemu tanjung selor. Itu kalau perjalanannya full transportasi darat dan memerlukan waktu yang tidak sedikit alias lama.


Kurang lebih satu jam lebih 30 menit akhirnya aku tiba di dermaga/pelabuhan (lupa namanya) Tanjung selor. Disinilah tempat orang-orang hilir mudik pulang-pergi menuju atau kembali ke Pulau Tarakan. Letaknya agak jauh dari kota Tanjung selor. Waktu itu aku menghitung kurang lebih 10 menit perjalanan menuju pusat kota. Sebenarnya ada juga pelabuhan lain yang letaknya berada persis dipinggir kota tapi pelabuhan tersebut digunakan sebagai dermaga untuk kapal barang.


Karena sudah mulai gelap, aku langsung saja diantar ke sebuah hotel yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan kantor. Wew, ternyata aku menginap di hotel yang terlalu megah untuk ukuran kota Tanjung Selor. Wah-wah…bangunan hotelnya sih tidak terlalu besar dan menjulang tinggi. Tetapi interior dan unsur-unsur bangunan sedikit mewah. Kenapa aku mengatakan terlalu megah, karena menurut sumber yang aku terima dari driver dan warga setempat, jarang sekali ada wisatawan asing dan luar daerah yang berkunjung ke Tanjung Selor. Selain itu Tanjung Selor juga bukan kota bisnis seperti kota Tarakan. Jadi agak terlalu berlebihan mendirikan bangunan hotel mewah sedang pengunjung/tamu yang datang bisa dihitung dengan jari.

Ahh, aku sih mikir yang positif aja. Mungkin si pemilik melihat ada potensi dimasa depan sehingga menginvestasikan hartanya ke hal-hal yang bermanfaat. Oke juga sih.


Karena ini adalah perjalanan dinas, maka tak satupun foto-foto atau gambar bagus tentang Tanjung selor yang aku ambil. Yang ada hanya, melulu gambar-gambar bangunan kuno, rusak, kantor yg tak memadai, bangunan yang akan dibangun, yang memenuhi memory camera. Huhhhhfff…


Padahal waktu di Tanjung Selor aku berkeliling ke beberapa kecamatan. Tanjung Palas yang dipisahkan oleh sungai besar dan merupakan pusat kesultanan Bulungan adalah kecamatan pertama yang kukunjungi. Nuansa kerajaan masih kental didaerah ini. Terlihat dari bentuk, corak dan gaya bangunan dari rumah penduduk. Hampir 100 % material bangunan dari Kayu-kayu besar. Kulihat balok-balok nya rata-rata dengan ukuran 10 x 10 cm. Eits, ada istana kesultanan Bulungan lho dikecamatan ini. Ini nih tempat yang sayang banget tidak sempat ku ambil gambarnya. Waktu itu cuaca sedang hujan dan berbarengan dengan kegiatan MTQ tingkat kecamatan sehingga tak sempat satupun gambar yang didapat kecuali foto didepan salah satu Unit Kerja tempat ku bekerja.

(Gambar Istana Bulungan diambil dari sini. Kebetulan apa yang kulihat waktu itu tak ada perbedaan yang berarti dengan gambar ini)

Daerah selanjutnya dan yang paling menarik adalah Panca Agung. Kenapa jadi menarik?? Karena aku diharuskan menempuh perjalanan dengan medan yang turun naik gunung, membelah bukit hingga menyusuri jurang-jurang terjal. Sepuluh menit pertama perut agak mual dan kepala pun sedikit pusing. Setelah menit berikutnya hingga 2 jam berikutnya perjalanan dapat kunikmati karena disisi kiri kanan jalan penuh dengan pemandangan yang menakjubkan. Beberapa titik sedikit berkabut dan tertutup rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi.

Lagi-lagi aku sangat menyesalkan tak dapat mengambil beberapa landscape indah itu. Apalagi satu mobil dengan bos besar, jadi agak sungkan kalau mampir untuk sekedar foto-foto pemandangan.

(ceritanya, sedang menulis dibuku harian..hehe)