Monday, August 15, 2011

Mengatasi MINDER (KURANG PERCAYA DIRI) dalam pergaulan :

Berhentilah memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, karena apa yang dipikiran orang lain tentang Anda, belum tentu sama persis seperti bayangan Anda. Lakukan dan berkatalah sesuka anda selama anda tidak melanggar norma, aturan dan etika

Sunday, August 7, 2011

Kau...Teman, Sahabat, dan Saudara

Kau...Teman, Sahabat, dan Saudara


Sahabat..

Ada setiap saat

Laku dan sifatmu memang tak seperti Malaikat

Tapi selalu ada ketika diri ini sedang tak sehat

Meski keberadaanmu tak menyembuhkan serupa Obat

Namun kau datang dengan sejuta nasehat

Senyum dan hadirmu mampu suntikkan energi-semangat

Seringkali maaf dan terimakasihku datang terlambat

Kau tetap tersenyum ungkapkan pengorbanan tanpa syarat

Bagiku kau bukan sekedar teman dekat

Tapi sudah menjadi Saudara(i) ku sobat

Do'a ku, semoga Surga menjadi tempatmu kelak di Akhirat



*publish disini, karena lama tak "menyentuh" rumah (MP) ini

Tuesday, July 5, 2011

Sketsa

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Other
Author:Ari Nur Utami
Mulanya hanya sebuah aksi balas dendam Katarina - Seorang arsitek yang bekerja pada konsultan kecil- mendapati hasil karya ("desain") nya di curi oleh Perusahaan besar, PT. Semesta. Sebuah rancangan/desain bangunan yang ia bikin susah payah ternyata sudah jadi bangunan megah dan telah mendapat banyak penghargaan atas nama orang lain, sedang dia sendiri tak tahu sama sekali kenapa hal itu bisa terjadi.

Namun aksi balas dendamnya tersebut merubah total jalan hidup Katarina. Alih-alih ingin menghancurkan PT. Semesta, ia malah merasa sangat nyaman bekerja disana. Sampai akhirnya Katarina mendapati seorang laki-laki dan akhirnya jatuh cinta kepadanya. Ia merasa laki-laki itu adalah soulmate yang selama ini dia cari. Laki-laki itu bernama Edwin, seorang Direktur keuangan PT. Semesta. Karena status Edwin itu lah beberapa masalah datang menghampiri Katarina. Padahal Edwin sendiri juga sangat mengharapkan cinta dari Katarina.

Saya kira hanya sesederhana itu kisah cintanya. Datang, balas dendam, lalu jatuh cinta, batal deh balas dendamnya....Ternyata salah. Rumit banget ternyata. Bagaimana mungkin seorang karyawan yang baru masuk dengan jabatan sebagai pekerja lapangan jatuh cinta dengan seorang Direktur Keuangan perusahaan besar. Bagai pungguk merindukan bulan. Dan ternyata masalah tak hanya sampai disitu saja. Katarina ternyata juga telah mempunyai suami. Ia jatuh cinta lagi ketika masih berstatus sebagai isteri.


Hingga akhirnya Katarina bingung memilih antara mempertahankan rumah tangganya bersama suaminya (Andri) atau bercerai dan memilih Edwin sebagai kekasihnya. Lalu datang lagi tokoh-tokoh lain seperti Meisya, Okta dan lainnya membuat cerita cinta Katarina kompleks banget. Rasanya kita harus benar-benar menghabiskan buku ini sampai akhir untuk mengetahui seperti apa penyelesaian cinta Katarina.


Sama seperti buku karangan Ari Nur lainnya, beliau banyak sekali mengeksplorasi istilah dan apa saja yang terjadi dalam dunia teknik khususnya dunia per proyekan. Mungkin latar belakang pendidikan beliau yang memang Arsitek. Jadi buku ini bisa dijadikan referensi untuk anak-anak Teknik khususnya Arsitek yang akan lulus sebagai persiapan memasuki dunia kerja (teknik) yang sesungguhnya.

Yang menjadi pembeda dengan buku Diorama Sepasang Albanna dan Dilatasi Memori adalah konflik dan permasalahan yang dialami tokoh utama - Katarina. Dibuku ketiga ini tak begitu dominan lagi unsur romantisme khas dari dua buku sebelumnya.

Thursday, May 19, 2011

Tatakan Gulu


Waktu saya kecil, saya sering dan paling suka bermain langsung di alam bebas. Di lumpur, sungai, lapangan ataupun dihutan (kami menyebutnya darat). Karena bermain di alam terbuka tersebut membuat saya dan teman-teman bebas menggunakan media apa saja sebagai bahan permainannya. Mulai dari ranting pohon untuk dijadikan senjata-senjataan atau dedaunan yang biasa kami pakai untuk m

embuat topi, baju perang dan uang mainan.

Asyiknya bermain di alam terkadang membuat kami lupa diri-lupa mandi dan waktu. Saking asyiknya bermain kami tidak sadar pagi sudah jadi sore lagi.

Hal tersebut ternyata membuat resah orang tua kami. Bukan hanya mengganggu waktu belajar, juga membuat orangtua khawatir dengan perilaku kami, yakni mengigau permainan saat tidur.

Mengantisipasi masalah tersebut, para orangtua kami (Kai, Nini, Mama dan Abah) menakuti kami dengan sebuah cerita misteri "Tatakan Gulu".

Konon, Tatakan gulu sering berkeliaran mencari korban untuk dipotong kepalanya. Potongan kepala tersebut dijadikan tumbal untuk membangun jembatan atau bangunan-bangunan lain. Menurut cerita masyarakat (banjar), korban yang paling dicari adalah anak-anak.

Mereka beroperasi saat siang bolong (tengah hari) dan saat senja. Jam-jam ini memang waktu larangan bermain bagi anak-anak di daerah kami.

Bentuk dan rupa tatakan gulu itu sendiri masih misterius. Apakah makhluk gaib atau "manusia beikungan". Yang jelas, cerita tersebut terbukti ampuh menakuti anak-anak yang bermain.

Entah hanya mitos atau dongeng saja, ternyata Tatakan Gulu tersebut membawa nilai kebaikan pada anak-anak agar berhenti bermain saat panas terik dan senja hari.


Menurut bahasa banjar : Tatakan Gulu terdiri dari dua kata, yaitu Tatak (an) dan Gulu.

Tatak berarti potong, tambahan akhiran -an berarti penegasan kata kerja. Sedangkan kata "Gulu" berasal dari kata "Penggulu" yang berarti leher. Jadi secara harfiah bahasa Indonesia "Tatakan Gulu" berarti pemotong leher/kepala.

Istilah lain Tatakan Gulu yang populer di masyarakat Banjar adalah Ngayau/Mayau, dll.

Sebuah cerita masa kecil saya di Banjarmasin.
Gambar diatas adalah bayangan/imaginasi/illustrasi saya kepada sosok tatakan gulu. Jadi bukan bentuk yang sebenarnya.

Saturday, April 23, 2011

Pedaringan [Ungkapan Banjar]

Pedaringan: Karena ini adalah permasalahan suami isteri maka saya akan menjelaskan berkaitan hal itu juga (padahal saya sendiri belum menikah,hehe). Tempo hari saat saya dalam perjalanan pulang ke Banjarmasin setelah main futsal, didalam mobil saya diceritakan banyak hal tentang pernikahan oleh teman kerja saya yang sudah menikah. Penjelasannya panjang dari A-Z.

Namun yang menarik perhatian saya adalah pedaringan. Menurut teman saya yang sudah jadi bapak itu: istilah pedaringan merupakan ungkapan masyarakat banjar. Ungkapan yang menyatakan bahwa pedaringan itu adalah sumber penghidupan suami-isteri. Untuk lebih jelasnya mungkin seperti cerita berikut.

Seorang lelaki sederhana atau bisa juga miskin, lalu menikah dengan perempuan yang sama (boleh juga kaya). Lalu mereka bersama-sama membangun keluarga dari titik nol untuk mengatasi berbagai masalah dan pesakitan. Seperti tak ada biaya untuk melangsungkan pernikahan, kemudian dipusingkan dengan mencari tempat tinggal karena kontrak rumah mahal hingga masalah lain  tentang rumah tangga yg lain dan tak habis-habisnya untuk dibahas.

Sampai akhirnya suami isteri itu sukses dengan usaha yang mereka rintis bersama. Jerih payah/ perjuangan bersama dari nol hingga sukses itulah dianggap pedaringan.  Jika pedaringan itu ditinggalkan atau dengan kata lain seorang isteri/suami tersebut bercerai –salah satu diantara keduanya menikah lagi- maka usaha/pencaharian apapun yang dilakukan kemudian dengan isteri/suami yang baru tidak akan berhasil (sukses) lagi. Karena pernikahan yang pertama lah yang membawa berkah (soulmate forever, hehe).

Namanya manusia, makhluk yg diciptakan disertai dengan hawa nafsu. Maka keinginan untuk menambah isteri/suami saat harta berlimpah sangat sering terjadi. Pada saat itulah godaan menghampiri. Namun ketika suami/isteri tersebut teringat “Pedaringan” di rumah, maka ada benteng dari dalam untuk menghindarinya.

Entah ini mitos atau bukan, tapi masyarakat banjar masih mempercayainya. Yang jelas ada sisi positif / hikmah yang diambil dari Pedaringan tersebut. Kita dilatih untuk setia dan bertanggung jawab, serta mensyukuri nikmat atas apa yang dikarunia kan Allah.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” [QS. Ibrahim 7]

*hanya catatan kecil, atas ketidak tahuan istilah/ungkapan masyarakat banjar
**Gambar pinjam disini

Tuesday, April 19, 2011

Rekam Jejak Perjalanan




Iseng, daripada gambar/foto2 hasil perjalanan jadi asset terbengkalai di memory Laptop mending dibagi-bagi dan dikasih lihat sama khalayak. Moga-moga bisa dipakai buat kepentingan yg bermanfaat..heee

Wednesday, April 13, 2011

Minta Opini/Masukan Kalian??.

Pernah kah kalian merasa bahwa saat ini kalian berada pada kondisi yang terjepit...?
Sudah terjepit lalu berada pada titik terendah. Seakan-akan hidup ini tidak adil. Kenapa orang yang (menurut kita) kurang -segala hal- dibandingkan dengan kita bernasib baik jika dibandingkan dengan kita. Padahal jika dilihat kebelakang usaha kita lebih dari mereka.

Entahlah//
walau pun telah menerima keadaan dengan lapang dada (selalu mensyukuri nikmat yg ada dan melihat kondisi sekeliling yang berada dibawah), tetap saja ada perasaan mengganjal di hati. Lalu sedikit demi sedikit penyakit hati menggerogoti diri. Iri terhadap kesuksesan teman/orang yang dengan "mudah" mendapatkan apa yang di inginkannya. Sedang kita..usaha dan terus berusaha namun tetap saja tidak sesuai dengan yang diharapkan.

"Tak mungkin menyalahkan waktu....tak mungkin menyalahkan keadaan.."
(lagi-lagi kebawa lirik lagu, hehe)

Makanya sebelum penyakit hati itu menjadi parah menggerogoti diri kita maka mohon sharing dan masukan teman2 semua bagi yg sudah pernah merasakan dan mengatasinya.

Monday, April 11, 2011

Sekelumit Cerita (perjalanan) dari Alabio dan Kotabaru

Akhirnya tunai sudah cita dan keinginan saya untuk mengelilingi seluruh kota dan daerah di Kalimantan Selatan. Sedikit demi sedikit mimpi mengelilingi Indonesia khususnya pulau Kalimantan terealisasi. Senin (28 Maret 2011) lalu bersama pimpinan, saya kembali dapat tugas untuk dinas ke luar kota. Kali ini tujuan yg akan kami kunjungi adalah Tanjung dan Amuntai. Kalau perjalanan ke Tanjung (Tabalong) sudah pernah saya ceritakan disini. Maka kali ini saya hanya akan menceritakan sedikit dari daerah di Amuntai.


Alabio dan Danau Panggang dikenal sebagai daerah terjauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Maka tidak heran kalau daerah ini sepi. Akses menuju daerah ini dapat melalui darat atau sungai. Namun jalan darat yang tersedia sangat kecil. Hanya mampu dilewati satu buah mobil, maka berhati-hati lah jika kita mengendarai mobil lalu berpapasan dengan mobil lain dari arah berlawanan. Kemungkinan mobil tergores sangat besar. Disepanjang jalan di Alabio hanya terdapat pemandangan rumah warga, kandang ternak itik dan luasnya daerah rawa.

Bentuk rumah sangat sederhana. Seperti bayangan
anak kecil waktu disuruh menggambar rumah. Hanya ada 2 pintu, didepan dan dibelakang. Kemudian disamping pintu ada jendela. Atap tak ada jurai atau variasi bentuk atap yang beragam, bentuknya hanya perisai sederhana yang memanjang sepanjang rumah. Atau bentuk rumah bisa di visualisasikan dengan gabungan sebuah balok memanjang beratap prisma segitiga.Rumah tersebut terbuat dari kayu –beberapa menggunakan kayu ulin (kayu besi)- dan beratapkan sirap atau atap daun rumbia. Hanya beberapa rumah yang menggunakan beton. Itupun masih berada di pemukiman menuju keluar perkampungan.

Menurut bapak yang bertugas di daerah ini kebe
tulan beliau menemani kami, penduduk sekitar bermatapencaharian sebagai peternak itik. Tak heran jika di daerah sangat terkenal sebagai penghasil telur dan itik terbesar. Maka pantas itik alabio dijadikan symbol khas daerah ini.

Selain terkenal karena itiknya. Alabio juga sangat dikenal karena bahasanya dengan alunan logat yang
khas. Rata-rata masyarakat disini tak dapat melafalkan dengan baik setiap kata dengan huruf “O” dan “U”. Bagi kita yang tidak terbiasa mendengar mereka berbicara, maka kita mungkin akan tersenyum atau tertawa dengan gaya bicara mereka. (Mohon maaf, bukan maksud meremehkan).

Ada lagi yang jadi ciri khasnya alabio, yaitu kebanyakan orang banjar sering bercerita me”alabio” atau “mehalabi
o”. Artinya cerita tersebut merupakan sebuah plesetan atau ambiguitas dari sebuah kata/cerita. Saat orang yang mehalabiu bercerita,maka kita dituntut untuk berpikir, agar mengerti maksud (makna tersirat) dari cerita tersebut. Temanya beragam tapi kebanyakannya adalah humor.


Danau panggang??

Ya!!!

Saya sempat membayangkan dengan me reka-
reka rupa daerah ini. Sebuah danau yang Indah???
Lalu seperti apa danau yang di panggang
???
(Karena daerah ini bernama Danau Pa
nggang)

Rupanya tebakan dalam pikir saya sala
h. Tak ada danau di daerah ini. Yang ada hanya rawa-rawa. Sepanjang jalan dan sepanjang pandangan mata, kita akan melihat hamparan rawa yang tak ada habis-habisnya. Luas areal daerah ini sebagian besar di tutupi rawa-rawa. Pemukiman penduduk hanya di pinggiran jalan. Berjejer satu rumah dengan rumah yang lain disepanjang jalan. Dan hanya ada satu rumah, di setiap jalan. Tidak ada rumah lagi dibelakang rumah atau tidak ada gang, komplek atau himpitan rumah lainnya. Ah, saya jadi susah menjelaskannya.

Namun begitu, suasana di dua daerah ini san
gat lah nyaman. Saya tidak merasa jenuh seperti yang ada dikota. Disini jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tidak ada jalan macet, tidak ada salip menyalip kendaraan yang bikin jengkel pengguna jalan lain. Ke daerah ini saya seperti kembali ke masa kecil, bermain langsung di alam seperti bolang yang ada di TV. Apalagi di sini merupakan daerah yang sangat Religius.

Seingat saya –kata bapak yang bersama kami- setiap malam senin, di mesjid terbesar didaerah ini diadakan
pengajian agama oleh tokoh/Ulama yang sangat terkenal. Mesjid ini selalu penuh oleh jama’ah bahkan jamaah yang berada jauh diluar daerah. Sayang saya lupa nama Guru/Ulama tersebut.

Usai ke Tanjung dan Amuntai ternyat
a saja di ajak lagi untuk melakukan perjalanan dinas (3-7 April 2011). Sebenarnya masih berat sih untuk jalan lagi, laporan yang ada aja belum juga selesai, eh berangkat lagi. Tapi saat ingat cita-cita mengelilingi ke seluruh penjuru kota dan daerah di Kalimantan, maka keberatan itu saya buang jauh-jauh. Tujuan kali ini adalah Batulicin dan Kotabaru. Keduanya masih berada di Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Namun dua kota ini beda arah jalan dengan banua anam atau kota/daerah lain di Kalsel.

Batulicin sudah pernah saya ceritakan
juga keadaannya disini. Maka Kotabaru lah yang akan saya ceritakan sedikit tentangnya sesuai apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Kotabaru merupakan pulau yang terpisah dengan pulau Kalimantan. Maka untuk mencapai daerah ini kita diharuskan menyeberang laut. (Jaraknya hampir sama dengan penyeberangan menuju Balikpapan dari Penajam).

(Gambar Pemandangan saat di atas ferry menuju Tanjung Serdang)


Selain menggunakan kapal penyebe
rangan berupa ferry, penyeberangan menuju Kotabaru juga disediakan kapal cepat berupa speedboat. Tapi speedboat hanya digunakan untuk kapal penumpang. Barang seperti mobil atau sepeda motor tidak mungkin untuk speedboat. Kalau dari Banjarmasin menuju Kotabaru kita diharuskan ke Batulicin dulu untuk naik fery di pelabuhan Tanjung Serdang. Waktu yang diperlukan menuju Batulicin (ke pelabuhan) dari Batulicin sekitar lima jam perjalanan darat normal. Jika tak menunggu lama (menunggu penumpang lain), dari pelabuhan Batulicin ke Tanjung Serdang (pelabuhan Kotabaru) memakan waktu sekitar 45 menit. Selanjutnya menuju Kotabaru dari Tanjung Serdang diperlukan waktu kurang lebih satu jam.



(Gambar mesjid di Jorong)




Sampai di pusat keramaian atau pusat k
ota, seperti biasanya mata saya lirik kiri dan kanan. Melihat beragam bentuk bangunan dan karakter (fisik) manusianya. Hehe. Sekilas, apa yang saya lihat waktu itu ada perbedaan antara kota Banjarmasin dan Kotabaru. Terutama bentuk bangunannya. Di bandingkan dengan Banjarmasin, rumah dan ruko di Kotabaru memiliki gaya arsitektur yang tinggi. Kalau di Banjarmasin, sebagian besar ruko yang dibangun dengan tampilan sederhana tanpa ornament-ornamen yang menarik.

Nah di Kotabaru kita akan melihat ruko dengan gaya dan bentuk beragam. Beberapa façade (tampilan depan) dibik
in dengan seni yang tinggi. Pertama saya melihat ruko yang mirip kelenteng (rumah ibadah Tionghoa), kemudian saya temukan juga bentuk ruko yang banyak sekali hiasan/mainan pada façade. Kaca, balok tambahan, Listplank pada balkon, bentuk atap, dsb merupakan bagian ruko yang mendapat sentuhan seni arsiteknya. Wuihh. Lumayan untuk bangunan di Pulau yang terpisah dengan Kalimantan ini.

Sa-ijaan adalah motto daerah ini. Menurut info
yang saya dapat “Sa ijaan” artinya sepakat atau se iya-sekata. Namun saya belum terlalu yakin kebenaran arti kata itu.

Kata orang-orang kalau ke Kotabaru jangan lupa ke siring. Setelah saya tanya kesana kemari dan mengunjungi langsung
, ternyata siring itu adalah sebuah tempat (pusat keramaian) yang berada di pinggir laut kotabaru. Tempat ini merupakan tempat favorit untuk tempat berkumpul bareng keluarga atau teman-teman karena pemandangannya cukup menarik. Di siring ini juga terdapat symbol atau ciri khas kotabaru, yaitu patung Ikan Todak.


(Gambar siring yang saya maksud, dan pinjam gambar dari sini)



Ternyata tidak salah dengan lirik lagu daerah kotabaru yang populer itu. Kotabaru memang menyimpan keindahan gunung yang Bamega (gunung yang berawan). Satu lagi informasi yang saya dapat. Katanya seluruh pulau Kotabaru ini dibawahnya tersimpan batubara, namun dilarang keras untuk menambangnya. Karena ditakutkan akan terjadi bencana jika penambangan dilakukan. Devisa daerah ini masih disokong oleh industri semen yang ada di Tarjun.

Saya berharap akan kembali lagi ke daerah ini…untuk menjemput sebuah impian.

Kotabaru gunungnya Ba' mega
Ba' mega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang

Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang

Pisang silat tanamlah babaris
Babaris...tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan

Bahalat gununglah babaris
Babaris hatiku dandam ‘kusalangakan
Hatiku dandam ‘kusalangakan

Burung bintit batiti di batang
Di batang si batang buluh kuning manggading
Di batang buluh kuning manggading

Kacilangan lampulah di kapal
Di kapal anak Walanda main komidi
Anak Walanda main komidi

Malam tadi bamimpilah datang
Rasa datang rasa bapaluk lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si ading

Kasiangan guringlah sabantal
Sabantal tangan ka dada hidung ka pipi
Tangan ka dada hidung ka pipi

Judul lagu Paris Barantai
Ciptaan H. Anang Ardiansyah



Saya menyayangkan gambar pandangan saya waktu itu tidak tersimpan dengan sempurna, sehingga ada beberapa foto-foto diatas adalah hasil googling.


Friday, April 1, 2011

Apakah ini jalan ku??? Fenomena Pegawai Negeri Sipil (copas)

Mohon maaf jika saya memposting alias repost artikel ini, tentunya jadi menuhin inboxnya teman2 dan saudara semua, hehe

kenapa saya repost lagi, karena saya ingin menyimpannya agar saya bisa bercermin tentang jatidiri saya sebenarnya....(Wualaahh ngomong apaan ya saya). Dimana posisi saya?? hehe

Jadi kalau ada yang menentang atau pun yang pro silakan, tp jangan anarki yah..hehe

artikel ini saya ambil dari forum sebelah, sumbernya dari sini

Judul Asli: Fenomena Pegawai Negeri Sipil

****


just share pengalaman teman sebagai PNS - sekedar berbagi pengalaman
no offense atau memojokkan profesi, semoga banyak hikmah yang kita dapatkan dari tulisan ini

Menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bagi sebagian orang Indonesia adalah sebuah dambaan, meskipun bagi sebagian lagi yang lain mungkin keengganan. Menjadi dambaan banyak orang sehingga antrean pengambil formulir pendaftaran CPNS selalu membludak setiap tahun. Orang merelakan apapun yang dia miliki untuk menjadi seorang PNS, baik uang puluhan juta rupiah, harga diri, dsb. Meskipun sudah ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki masalah rekrutmen PNS, baik melalui hukuman dan perbaikan sistem, tapi tetap saja masalah sogok, suap, atau apalah namanya adalah fakta yang terjadi di masyarakat.

Alhamdulillah saya tidak perlu melewati itu semua, karena kebetulan saya menjadi PNS bukan lewat jalur penerimaan biasa, tapi lewat beasiswa sekolah luar negeri dalam program STAID (sebelumnya bernama OFP dan STMDP) yang diinisiasi pak Habibie. Well, meskipun saya tidak pernah bercita-cita menjadi PNS, saya harus ikhlas melaksanakan perjanjian yang dulu saya buat sebelum berangkat ke Jepang. Dan secara dewasa saya harus mengakui bahwa ini adalah jalur jalan kehidupan saya, paling tidak sampai ikatan dinas 2n+1 saya berakhir


Jujur, saat ini saya merasa fatique, penat dan bosan dengan kehidupan saya sebagai PNS. Mohon maaf bagi rekan-rekan saya sesama PNS, sekali lagi saya tidak bermasalah dengan anda semua, saya cinta anda semua dan sedang berdjoeang seperti anda-anda semua Yang saya penatkan adalah behavior, sistem dan birokrasi yang ada di dalam institusi pemerintah. Biasanya yang menentramkan saya adalah sahabat saya yang lagi nongkrong di jerman, yaitu Made Wiryana yang sering mengatakan bahwa, yang paling gampang itu memang kalau kita memilih berdjoeang di luar, bebas dan tidak terikat. Penghargaan yang besar kepada rekan-rekan yang memilih berdjoeang di dalam institusi pemerintah, membuat inovasi serta perbaikan dari dalam.


Nah saya ingin menshare suatu ide, pandangan dan referensi sebelum saudara-saudara saya tercinta di seluruh Indonesia memilih untuk menjadi PNS. Tentu yang saya sampaikan ini masih bersifat subjektif, masih hanya analisa di satu atau dua institusi pemerintah, dan perlu satu langkah diskusi, survey atau penelitian yang komprehensif sebagai upaya objetifikasi ide. Poin-poin yang saya sampaikan di bawah juga masih bisa ditambahi, dikurangi, dihapus atau bahkan diturunkan kalau muncul desakan di sana sini Mudah-mudahan ide ini bisa jadi gambaran sehingga tidak ada lagi orang yang salah jalan menempuh jalan terjal dan mendaki menjadi PNS, padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk dirinya.


Jadi menurut saya, sekali lagi “menurut saya”, PNS tidak cocok untuk orang-orang seperti di bawah:


1. Orang yang ingin melakukan perubahan, perbaikan, membuat inovasi baru dan berharap itu akan terimplementasikan dalam waktu cepat. Perubahan, perbaikan berjalan lambat karena sistem (baik dalam konotasi baik maupun buruk ) sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Anda mau nekat? anak kemarin sore dan pahlawan kesiangan adalah gelar abadi anda


2. Orang yang tidak suka melihat uang dan anggaran dipermainkan, diputar-putar dan dipatgulipat. Orang yang memandang bahwa permainan anggaran, permainan perencanaan kegiatan adalah kegiatan yang salah, penuh dosa dan akan mendapatkan balasan setimpal di akherat kelak. Perlu dicatat juga bahwa banyak juga ”PNS lurus” yang tidak menyadari bahwa beberapa fasilitas dan honor yang diterima adalah hasil subsidi silang dari kesemrawutan anggaran dan realisasinya.


3. Orang yang tidak suka sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana atau anggaran yang jauh-jauh hari telah ditetapkan. Dalam rencana anggaran tertulis beli komputer Rp. 20 juta, ternyata harga sebenarnya hanya Rp. 5 juta, dan akhirnya sisanya dipakai untuk keperluan lain yang di luar rencana (honor, tunjangan, beras atau minyak goreng untuk karyawan).


4. Orang yang tidak tega memalak teman-temannya yang menjadi rekanan bisnis institusinya, dengan meminta kuitansi seharga Rp. 50 juta, padahal nilai pengadaan barang/jasa sebenarnya hanya seharga Rp. 25 juta. Si rekanan bisnis ini karena marginnya kecil, jadi ngemplang pajak, karena memang dia tidak menerima duwit sebesar itu. Perusahaannya bangkrut karena nggak kuat bayar pajak, akhirnya dia buat perusahaan lagi dan ngurus jadi rekanan lagi. Muter-muter terus coi …


5. Anak muda yang cerdas, berwawasan dan bisa mengeluarkan dan merangkumkan ide (pendapat) yang lebih brilian dan strategis daripada eselon diatasnya (eselon 4, 3, 2, 1) atau bahkan seorang menteri. Si anak muda ini ketika bertemu dengan bos yang tidak tepat akan disebut bahwa idenya terlalu strategis dan kurang tepat dengan golongannya yang rendah dan cocok untuk permasalahan teknis


6. Orang yang tidak suka dirinya dan hasil kerjanya dinilai hanya dari absensi. Atau lebih lagi bagi orang yang tidak bisa kerja kalau sebelum kerja harus njeglok mesin absensi Apa yang anda perbuat, membuat proposal setebal kamus oxford, kerja lembur sampai subuh, membuat kerjasama dengan institusi atau organisasi di luar negeri, atau mengharumkan nama institusi karena anda berprestasi di luar, semua tidak akan dipandang kalau absensi anda jeblog. Kalau anda protes, maka anda akan diminta membaca UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP No 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kalau perlu bacanya sambil nyungsep di laut saja mas …


7. Orang yang merasa kurang apabila bekerja sehari hanya 4 jam. Karena kemungkinan anda akan datang jam 8 pagi, njeglok absen, sarapan pagi sambil ngobrol sampai jam 10. Istirahat siang jam 12, kembali ke kantor jam 13:15, dan adzan sholat ashar jam 15:15 merupakan bel pulang kantor.


8. Orang yang memiliki jiwa enterpreneur dan selalu melihat segala peluang sebagai peluang yang kemungkinan bisa menjadi bisnis. Ketika jiwa enterpreneur ini diimplementasikan di tempat yang tepat hasilnya akan positif, tetapi apabila diimplementasikan di institusi pemerintah tempat bekerja, bisa jadi sumber korupsi yang maha dahsyat dan mengerikan. Orang ini diharapkan ketika melihat berjubelnya pendaftaran PNS dan mendengar keluhan 4 juta PNS di Indonesia tentang gaji mereka yang rendah selalu berpikir untuk mempunyai perusahaan dan bisa membuka lapangan kerja baru bagi 4 juta orang di Indonesia. Mungkin posisi itu lebih tepat.



Saya yakin bahwa sebagai anak bangsa , baik posisi kita ada di dalam maupun di luar institusi pemerintah, kita ingin dan sama-sama berdjoeang membuat republik kita ini lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan disegani bangsa-bangsa lain. Seperti yang sudah saya sitir diatas, kadang PNS bukanlah pelaku, tetapi sebenarnya juga menjadi korban. Masih banyak “PNS-PNS lurus” yang siap melakukan perbaikan di negeri ini. Mari kita melakukan perbaikan semampu kita, baik dengan lisan, hati maupun dengan tangan. Dan jangan lupa untuk mensyukuri segala nikmat dan keadaan yang sudah Allah berikan kepada kita

Putriii, jangan menangis...Hapus air mata di wajah manis mu.... *sambil belai kepala anak kecil*

Thursday, March 31, 2011

Perbedaan dan Sudut pandang

Tiada yang salah dengan perbedaan
dan segala yang kita punya
yang salah hanyalah sudut pandang kita
yang membuat kita terpisah


mestinya perbedaan bukan alasan
untuk tak saling memahami
harusnya kita bisa memberi jalan
tuk satukan semua harapan

karena tak seharusnya
perbedaan menjadi jurang

bukankah kita diciptakan
untuk dapat saling melengkapi
mengapa ini yang terjadi


****

sekilas lirik lagu "mengapa ini terjadi" yang dipopulerkan oleh Tere dan Alvent ini cukup sederhana. Tetapi jika kita renungkan, semua ada benarnya.

Berbeda itu pasti, tak ada sesuatu makhluk (baca:manusia) itu sama persis. Baik fisik maupun non fisik seperti pemikiran, pendapat atau apapun yang tak terlihat secara kasat mata.

Jika perbedaan fisik kita tak terlalu mempermasalahkannya. (tetep aja biasanya orang mempermasalahkannya; ex. rasis). Namun jika itu sudah menyangkut pendapat, kondisi atau keadaan (baca:nasib) dan lainnya, perbedaan bisa menjadi "mancis" untuk menyalakan api perbedaan.

dan ternyata perbedaan itu bisa membakar atau di istilah kan jurang oleh pencipta lagu "mengapa ini yang terjadi" seperti lirik diatas.

Contoh yang sangat terlihat dalam masalah percintaan.
Perbedaan menjadi sebuah romansa yang dilematis. Antara mempertahankan pendapat/keyakinan diri atau menerimanya sebagai sebuah pertimbangan.

Lalu kenapa sudut pandang yang dipersalahkan???

Menurut saya:
Sudut pandang dapat di "kambing hitam" kan atas segala perbedaan yang terjadi dengan catatan sudut pandang itu tidak objektif. Biasanya sih karena unsur egoisme dari dalam diri. Jadi benar atau salah pendapat orang lain tak pernah diperhatikan apalagi dipertimbangkan.

Idealnya, perbedaan akan menjadi indah apabila kita melihatnya dengan berbagai sudut pandang. Sudut pandang kita sendiri, pihak kedua atau lawan perbedaan kita dan sudut pandang orang lain. Maka pertimbangan dari berbagai sudut pandang inilah kita dapat melihat, memahami dan mempertimbangkan untuk menerima perbedaan menjadi sebuah keindahan.

Contoh:

PSSI vs Pemerintah

Om NH cs, nekat menolak dan mengibarkan bendera perang kepada pemerintah, karena menganggap diri nya benar (padahal#%^%&^^???) lalu dengan gamang berkoar-koar untuk bertahan. Lalu pemerintah dengan om AM membekukan PSSI dengan pertimbangan kebaikan sepakbola Indonesia.

Lalu siapa yang salah??

Yang jelas sudut pandang dari kedua "tokoh" diatas tersebut berbeda. Sudut pandang siapa yang benar, maka kita kembalikan ke sudut pandang kita sebagai orang lain??

Saya menilai individu itu bisa berubah, dari buruk jadi baik atau dari baik menjadi buruk.

Ya, Allah tunjukkan kepada kami yang benar itu benar
dan berilah kami kekuatan untuk mengikuti dan menjalankannya..
dan tunjukkan yang salah itu salah..
dan berilah kami kekuatan untuk meninggalkan dan menjauhinya

NB
Mancis : sebutan pemantik api di kota kami.



Tiada yang salah dengan perbedaan dan segala yang kita punya... yang salah hanyalah sudut pandang kita.. -Tere ft Alvent-

Thursday, March 24, 2011

Arti JULAK dan ANGAH di mata kami.

Kami memanggilnya Julak.

Sebutan keluarga kami -atau bahkan semua penduduk suku Banjar di Kalimantan Selatan- kepada seseorang yang dihormati. Jika sebutan JULAK menempel pada seseorang, sudah barang tentu seseorang itu adalah orang yang disegani.

Selain “status” silsilah nya yang tinggi, seseorang itu pasti memiliki “posisi” penting dalam keluarga. Bisa seorang laki-laki, bisa juga seorang perempuan. Sebenarnya “pangkat” sidin1 masih sejajar dengan paman atau acil2. Hanya saja karena beliau adalah kakak dari ayah atau dari Ibu, membuat beliau sedikit lebih (segala hal) diatas mereka.

Dalam musyarawah, “suara” JULAK menjadi suara terakhir sekaligus penutup yang menandakan suara beliau lah menjadi hasil keputusan jika tak ada lagi orang tertua dalam keluarga (ex.Kakek). Namun keberadaan JULAK sudah semakin hilang*, musyawarah dalam keluarga besar pun menjadi kejadian langka pada masa ini.

Jika saya membayangkan beliau seorang pria:

Wajah julak itu adalah wajah yang penuh kewibawaan, berkumis tebal penanda beliau adalah seorang sangar3. Waktu saya kecil, jika beliau mencelengi4, walau tanpa suara itu menandakan saya harus segera bulik5  ke rumah. Rambut tipisnya yang sudah hampir semuanya putih itu menjelaskan: beliau sudah banyak berpengalaman. Manis-asem-asin hidup telah beliau lalui dan artinya dilarang membantahnya apalagi melawannya. Suaranya nyaring dan nge”bass” cocok dengan statusnya sebagai orang yang berwibawa.

Jika saya membayangkan beliau seorang Perempuan:

Julak itu penyayang sekali. Rambutnya selalu di ikat kebelakang atau lebih sering memakai bolang6. Wajah beliau sudah keriput, namun tetap menarik. Pasti sewaktu muda dulu beliau seorang yang cantik. Biasanya beliau memakai baju mirip kebaya dan tapih7 bahalai sebagai bawahannya. Julak bini jarang sekali bersolek setelah tua. Julak bini lebih ramah daripada Julak laki. Sidin selalu mengasihkan –makanan, uang dan pakaian serta- apa saja kepada saya. hehe

Selain Julak, di tempat kami juga dikenal istilah ANGAH…

Setelah saya bertanya pada orangtua, ternyata angah itu sama dengan Julak atau paman/acil. Bedanya Angah adalah anak tengah dari saudara-saudari Ayah atau Ibu.

25 tahun hidup dan tinggal di Banjarmasin. Saya baru tahu istilah Angah yang sebenarnya.

NB:
Catatan ga jelas yang lahir premature.
Hanya mengungkap istilah atau pemakaian kata Julak dalam bahasa Kami (Orang Banjar)
*hilang disini dimaksudkan pada sosok Julak yang bijaksana

  1. Sidin : Beliau
  2. Acil : Bibi, adik dari ayah atau dari Ibu
  3. Sangar : seram, menakutkan
  4. Mencelengi : Mempelototi
  5. Bulik : Pulang
  6. Bolang : Sejenis penutup kepada, biasanya dipakai oleh perempuan yg sudah haji tapi bukan jilbab.
  7. Memakai bolang harus ditambah dengan memakai serudung/kekamban untuk menutupi leher.
  8. Tapih : Sarung yang dipakai perempuan.

Wednesday, March 9, 2011

Kado Pernikahan berupa Kopi Darat ???




Alhamdulillah, akhirnya tunai sudah keinginan saya ke Pasar Terapung Lok Baintan. Walau saya asli dan lama di Banjarmasin, tapi belum pernah sekalipun ke Pasar Terapung yang berada di sungai Martapura tersebut. Kalau pasar terapung di sungai Barito itu sih sudah sering sekali. Kalau dihitung-hitung lebih dari sepuluh kali...

Tepatnya hari senin, 28 Februari 2011. Kebetulan Ka Imazahra melakukan resepsi pernikahan hari minggunya. Namun saat itu saya tidak bisa hadir karena ada acara kantor di Jakarta Sabtu-Minggunya. Nah, pada hari senin itu saya dibolehkan cuti, kebetulan Ka Ima dan Suami (Ka Risyan) mengajak saya ke Pasar Terapung bersama orangtua beliau plus Mbak Arie (Presiden MP), Mbak Yuni, Mas Dudi dan Ka Antung (Semuanya MPers euuyy).

Walau sebelumnya sempat salah tujuan dan informasin --saya dan ka Antung mengira ke pasar terapung kuin (Sungai Barito)--akhirnya kami kesampaian juga berangkat sama-sama. Ternyata pada kesempatan inilah saya bisa Kopi darat langsung dengan Presiden MP: Mba Arie. Agak tak lazim memang Kopidarat nya diatas perahu, hehe, tapi tak mengurangi semangat saya untuk membayar ketidakhadiran saya di pernikahan ka Ima. (Ga Nyambung).

Yah, intinya tujuan saya untuk mengganti ketidak hadiran saat acara pernikahan ternyata berbuah pada bertemu langsung dengan Mbak Arie, Mbak Yuni, Mas Dudi dan tentu saja dengan suami Ka Ima...hehe

Tetapi ada satu hal yang sangat saya sayangkan, dan ini juga salah satu kelemahan saya. Karena saya sedikit pemalu terlebih pada orang-orang yang baru kenal, jadi kesempatan saya berbincang (mengobrol) bersama mereka untuk sekedar bertukar informasi, sharing, dll sangat sedikit. T_T. Mudah2n kita bertemu lagi yaaa...Mbak Arie, Mbak Yuni, Mas Dudi, Ka Risyan....

Tuesday, March 1, 2011

Bumi Manusia

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: History
Author:Pramoedya Ananta Toer

Secara keseluruhan, tema dari buku Bumi Manusia ini cukup kuat. Isi nya menggambarkan situasi atau keadaan sosial dimasa itu, yaitu zaman Pemerintahan Kolonial Belanda. Warga Pribumi Hindia Belanda -sebutan Indonesia waktu itu- mendapatkan hak-hak yang terbatas bahkan bisa dibilang terkucilkan. Sangat berbeda dengan warga Eropa atau Indo/blasteran/keturunan selalu mendapat perlakuan yang istimewa. Itulah salah satu inti cerita dari buku pertama Tetralogi Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer ini.

Penceritaan dikemas sebagai Roman. Lika-liku kehidupan termasuk tema percintaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam buku terbitan Lentera Dipantera yang sudah dicetak ulang 16 kali.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Minke. Seorang pribumi asli. Meskipun demikian ia memiliki keistimewaan dibandingkan pemuda pribumi lain. Ia satu-satunya pribumi yang bias bersekolah di HBS. Sekolah yang hanya diperuntukkan anak Eropa dan Indo. Kenapa bisa demikian?? Ternyata ada kaitannya dengan isi cerita keseluruhan.

Pada suatu ketika, Minke terjebak dalam masalah. Ia seorang terpelajar namun terkucilkan karena pergaulannya. Bahkan ia telah dituding menjadi seorang tercela, karena telah serumah dengan Nyai Ontosoroh.

Nyai Ontosoroh dikenal sebagai gundik/simpanan seorang lelaki Belanda. Ia sangat dikenal karena kecantikannya. Dibalik kecantikan dan statusnya sebagai gundik, ternyata Nyai Ontosoroh memiliki karakter yang kuat sehingga Minke tanpa ragu untuk mendekatinya.

Kedekatan Minke dan Nyai Ontosoroh bukan tanpa sebab. Selain kagum pada karakter Nyai, ia juga mencintai anak bungsu hasil hubungan gundikan Nyai bernama Annelis Mellema. Selain Minke, Nyai Ontosoroh, dan Annelis tokoh-tokoh lain juga sangat menghidupkan cerita. Setiap karakter punya hubungan cerita yang kuat dengan tokoh utama.

Kedekatan Minke dan Nyai lah awal mula konflik demi konflik terjadi. Pertentangan antara hukum Eropa dan Pribumi menjadi sebuah perguncangan hebat saat itu. Meskipun pribumi, Minke tak sepenuhnya bisa menjadi pribumi. HBS dan Nyai telah membuat Minke lebih memahami Eropa dibandingkan leluhurnya. Keistimewaan itu terlihat saat ia sangat fasih berbahasa Belanda melalui tulisan. Titik ini menjadi permulaan yang akan menjadi pembahasan seluruh cerita. Tulisan Minke yang sering dimuat di surat kabar merupakan prestasi luar biasa dari pribumi sekaligus menjadi sebuah perbincangan setiap orang karena mampu mengangkat masalah menuntut hak-hak dan keadilan.

Keadilan apa yang dicarinya?? Sebaiknya anda membaca sendiri saja agar dapat menginterpretasikan apa yang ingin disampaikan oleh Om Pram.



***



Pramoedya Ananta Toer, dikenal sebagai aktivis yang dikecam pada masa lalu. Lahirnya Tetralogi Bumi Manusia hampir seluruhnya dia tulis dari penjara. Sudah banyak penghargaan yang beliau terima sebagai apresiasi dunia terhadap tulisan beliau yang mengangkat tema Idealisme dan Kemanusiaan.

Saya cukup tertarik dengan salah satu kalimat dalam setiap buku Om Pram, yaitu “Sumbangan Indonesia untuk Dunia”. Ya, beliau ingin mengungkapkan -yang juga disebutkan dalam Bumi Manusia ini- bahwa inilah sumbangan Indonesia untuk Dunia.



Judul Buku : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya A. Toer
Penerbit : Lentera Dipantera
ISBN: 979-97312-3-2

Bumi Manusia


Secara keseluruhan, tema dari buku Bumi Manusia ini cukup kuat. Isi nya menggambarkan situasi atau keadaan sosial dimasa itu, yaitu zaman Pemerintahan Kolonial Belanda. Warga Pribumi Hindia Belanda -sebutan Indonesia waktu itu- mendapatkan hak-hak yang terbatas bahkan bisa dibilang terkucilkan. Sangat berbeda dengan warga Eropa atau Indo/blasteran/keturunan selalu mendapat perlakuan yang istimewa. Itulah salah satu inti cerita dari buku pertama Tetralogi Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer ini.

Penceritaan dikemas sebagai Roman. Lika-liku kehidupan termasuk tema percintaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam buku terbitan Lentera Dipantera yang sudah dicetak ulang 16 kali.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Minke. Seorang pribumi asli. Meskipun demikian ia memiliki keistimewaan dibandingkan pemuda pribumi lain. Ia satu-satunya pribumi yang bias bersekolah di HBS. Sekolah yang hanya diperuntukkan anak Eropa dan Indo. Kenapa bisa demikian?? Ternyata ada kaitannya dengan isi cerita keseluruhan.

Pada suatu ketika, Minke terjebak dalam masalah. Ia seorang terpelajar namun terkucilkan karena pergaulannya. Bahkan ia telah dituding menjadi seorang tercela, karena telah serumah dengan Nyai Ontosoroh.

Nyai Ontosoroh dikenal sebagai gundik/simpanan seorang lelaki Belanda. Ia sangat dikenal karena kecantikannya. Dibalik kecantikan dan statusnya sebagai gundik, ternyata Nyai Ontosoroh memiliki karakter yang kuat sehingga Minke tanpa ragu untuk mendekatinya.

Kedekatan Minke dan Nyai Ontosoroh bukan tanpa sebab. Selain kagum pada karakter Nyai, ia juga mencintai anak bungsu hasil hubungan gundikan Nyai bernama Annelis Mellema. Selain Minke, Nyai Ontosoroh, dan Annelis tokoh-tokoh lain juga sangat menghidupkan cerita. Setiap karakter punya hubungan cerita yang kuat dengan tokoh utama.

Kedekatan Minke dan Nyai lah awal mula konflik demi konflik terjadi. Pertentangan antara hukum Eropa dan Pribumi menjadi sebuah perguncangan hebat saat itu. Meskipun pribumi, Minke tak sepenuhnya bisa menjadi pribumi. HBS dan Nyai telah membuat Minke lebih memahami Eropa dibandingkan leluhurnya. Keistimewaan itu terlihat saat ia sangat fasih berbahasa Belanda melalui tulisan. Titik ini menjadi permulaan yang akan menjadi pembahasan seluruh cerita. Tulisan Minke yang sering dimuat di surat kabar merupakan prestasi luar biasa dari pribumi sekaligus menjadi sebuah perbincangan setiap orang karena mampu mengangkat masalah menuntut hak-hak dan keadilan.

Keadilan apa yang dicarinya?? Sebaiknya anda membaca sendiri saja agar dapat menginterpretasikan apa yang ingin disampaikan oleh Om Pram.

***

Pramoedya Ananta Toer, dikenal sebagai aktivis yang dikecam pada masa lalu. Lahirnya Tetralogi Bumi Manusia hampir seluruhnya dia tulis dari penjara. Sudah banyak penghargaan yang beliau terima sebagai apresiasi dunia terhadap tulisan beliau yang mengangkat tema Idealisme dan Kemanusiaan.

Saya cukup tertarik dengan salah satu kalimat dalam setiap buku Om Pram, yaitu “Sumbangan Indonesia untuk Dunia”. Ya, beliau ingin mengungkapkan -yang juga disebutkan dalam Bumi Manusia ini- bahwa inilah sumbangan Indonesia untuk Dunia.

Maaf reviewnya singkat. Buku ini sangat layak untuk dibaca dan dikoleksi. Isinya bagus dan banyak mengandung tema-tema kemanusiaan dan pergerakan. Buku ini berbeda lho dengan buku-buku/Novel populer yang sekarang banyak beredar. Makanya buku ini termasuk dalam 100 buku Indonesia terbaik sepanjang Masa.


*sambil menunggu buku kedua yang belum ada, Buku ketiga dan keempat tak sabar ingin dibaca*

Judul Buku : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya A. Toer
Penerbit : Lentera Dipantera
ISBN: 979-97312-3-2

Friday, February 18, 2011

Dalam Dekapan Ukhuwah (Catatan selesai membaca)

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Salim A. Filaah
Inilah letak perbedaan antara membaca buku fiksi dan non fiksi. Kalau membaca fiksi bisa cepat selesai karena kita terbawa oleh emosi penulis. Sedang membaca buku Nonfiksi kita selalu diajak berpikir, merenungkan bahkan menghubungkan-hubungkan dengan apa yang kita rasakan. Tak jarang saya membaca berulang-ulang setiap kalimat atau bagian-bagian dalam buku ber genre nonfiksi . Itulah alasan mengapa lama sekali saya menyelesaikan membaca Dalam Dekapan Ukhuwah terbitan Pro-U media ini.

Terlebih Ust.Salim A.Fillah memberikan contoh-contoh yang sangat dekat dengan saya. Dan banyak juga menceritakan tentang para sahabat dan Ikhwanul Muslimin lainnya. Cukup menambah pengetahuan tentang cerita Islam di zaman Nabi dengan keadaannya dimasa dulu.

Saya cukup terkesan pada bagian: Manis, Harum dan Lembut.
Diceritakan tentang seorang pemuda, ketika bepergian terbiasa menyapa dan mengajak bicara yang duduk disebelahnya. Tentu saja jika seseorang itu merasa tidak terganggu olehnya. Suatu ketika dia bertemu dan berbicara dengan Ibu tua renta ketika sama-sama ingin pergi ke Singapore. Ibu tua tersebut hanya berpakaian sederhana dan memakai sendal jepit dan tampak udik.

Sang pemuda mengira, mungkin Ibu ini ingin bekerja seperti TKI yang mengadu nasib di negeri orang. Obrolan pun berlangsung. Dengan hati-hati sang pemuda memulai bertanya.

"Ibu hendak ke mana??"

"Singapura Nak."
senyum ibu bersahaja.

"Akan bekerja atau.....?"

"Bukan Nak. Anak Ibu yang nomor dua bekerja disana. Ini mau menengok cucu. Kebetulan menantu Ibu baru saja melahirkan putra kedua mereka."

"oh, putra Ibu sudah lama bekerja disana??"

"Alhamdulillah, Lumayan. Sekarang katanya sudah jadi Permanent Resident begitu. Ibu juga nggak ngerti apa maksudnya, hehe...yang jelas di sana jadi Arsitek."

Si pemuda tertegun. Arsitek? PR di Singapura? Hebat.

"Oh iya, putra Ibu ada berapa??"

"Alhamdulillah Nak, ada empat. Yang di Singapura ini, yang nomor dua. Yang Nomor tiga sudah tugas jadi dokter bedah di Jakarta. Yang Nomor empat sedang ambil S2 di Jerman. Dia dapat beasiswa."


"Masya Allah. Luar biasa. Alangkah bahagia menjadi Ibu dari putra-putra yang sukses. Saya kagum sekali pada Ibu yang berhasil mendidik mereka."

Si pemuda mengerjap mata dan mendecakkan lidah.

Si Ibu mengangguk-angguk dan berulangkali berucap "ALhamdulillah". Lirih. Matanya berkaca-kaca.

"Oh iya, maaf Bu...bagaimana dengan putra Ibu yang pertama?"
Si Ibu menundukkan kepala. Sejenak tangannya memainkan sabuk keselamatan. Lalu dia tatap lekat-lekat si Pemuda.

"Dia tinggal di Kampung Nak, bersama dengan Ibu. Dia bertani, meneruskan menggarap secuil sawah peninggalan Bapaknya."

Ibu terdiam. Beliau menghela nafas panjang menegakkan kepala.
Si Pemuda menyesal telah bertanya. Betul-betul menyesal. Dia ikut prihatin.

"Maaf bu, jika pertanyaan saya menyinggung Ibu. Ibu mungkin jadi sedih karena tidak bisa membanggakan putra pertama Ibu sebagaimana putra-putra Ibu yang lain."

"Oh tidak Nak. Bukan begitu! Ibu justru sangat bangga pada Putra pertama Ibu itu. Sangat-sangat bangga!".
Sambil menepuk-nepuk pundak si Pemuda dengan mata berbinar seolah pemuda itulah anak pertamanya.

"Ibu bangga sekali padanya, karena dialah yang rela membanting tulang dan menguras tenaga untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Bahkan dialah yang senantiasa mendorong, menasehati, dan mengirimi surat penyemangat saat mereka di rantau. Tanpa dia, adik-adiknya takkan mungkin jadi seperti yang sekarang ini." Sang Ibu terisak.

Sunyi. Tak ada kata

***

Dapat kita simpulkan sendiri hikmah dari cerita tersebut.
Begitulah salah satu penggalan cerita dari beberapa renungan penyejuk jiwa DALAM DEKAPAN UKHUWAH. Beberapa bagian lain dalam buku ini juga sangat bagus untuk membangkitkan kembali semangat dan kekuatan kita.Terlebih dengan penyampaian Ust. Salim A. Fillah yang indah untuk dinikmati.

***

Ada banyak hal yang tak pernah kita minta
tapi Allah tiada alpa menyediakannya untuk kita


seperti nafas sejuk, air segar, hangat mentari,
dan kicau burung yang mendamai hati


jika demikian, atas doa-doa yang kita panjatkan
bersiaplah untuk di Ijabah lebih dari apa yang kita mohonkan