Thursday, May 19, 2011

Tatakan Gulu


Waktu saya kecil, saya sering dan paling suka bermain langsung di alam bebas. Di lumpur, sungai, lapangan ataupun dihutan (kami menyebutnya darat). Karena bermain di alam terbuka tersebut membuat saya dan teman-teman bebas menggunakan media apa saja sebagai bahan permainannya. Mulai dari ranting pohon untuk dijadikan senjata-senjataan atau dedaunan yang biasa kami pakai untuk m

embuat topi, baju perang dan uang mainan.

Asyiknya bermain di alam terkadang membuat kami lupa diri-lupa mandi dan waktu. Saking asyiknya bermain kami tidak sadar pagi sudah jadi sore lagi.

Hal tersebut ternyata membuat resah orang tua kami. Bukan hanya mengganggu waktu belajar, juga membuat orangtua khawatir dengan perilaku kami, yakni mengigau permainan saat tidur.

Mengantisipasi masalah tersebut, para orangtua kami (Kai, Nini, Mama dan Abah) menakuti kami dengan sebuah cerita misteri "Tatakan Gulu".

Konon, Tatakan gulu sering berkeliaran mencari korban untuk dipotong kepalanya. Potongan kepala tersebut dijadikan tumbal untuk membangun jembatan atau bangunan-bangunan lain. Menurut cerita masyarakat (banjar), korban yang paling dicari adalah anak-anak.

Mereka beroperasi saat siang bolong (tengah hari) dan saat senja. Jam-jam ini memang waktu larangan bermain bagi anak-anak di daerah kami.

Bentuk dan rupa tatakan gulu itu sendiri masih misterius. Apakah makhluk gaib atau "manusia beikungan". Yang jelas, cerita tersebut terbukti ampuh menakuti anak-anak yang bermain.

Entah hanya mitos atau dongeng saja, ternyata Tatakan Gulu tersebut membawa nilai kebaikan pada anak-anak agar berhenti bermain saat panas terik dan senja hari.


Menurut bahasa banjar : Tatakan Gulu terdiri dari dua kata, yaitu Tatak (an) dan Gulu.

Tatak berarti potong, tambahan akhiran -an berarti penegasan kata kerja. Sedangkan kata "Gulu" berasal dari kata "Penggulu" yang berarti leher. Jadi secara harfiah bahasa Indonesia "Tatakan Gulu" berarti pemotong leher/kepala.

Istilah lain Tatakan Gulu yang populer di masyarakat Banjar adalah Ngayau/Mayau, dll.

Sebuah cerita masa kecil saya di Banjarmasin.
Gambar diatas adalah bayangan/imaginasi/illustrasi saya kepada sosok tatakan gulu. Jadi bukan bentuk yang sebenarnya.