Monday, April 11, 2011

Sekelumit Cerita (perjalanan) dari Alabio dan Kotabaru

Akhirnya tunai sudah cita dan keinginan saya untuk mengelilingi seluruh kota dan daerah di Kalimantan Selatan. Sedikit demi sedikit mimpi mengelilingi Indonesia khususnya pulau Kalimantan terealisasi. Senin (28 Maret 2011) lalu bersama pimpinan, saya kembali dapat tugas untuk dinas ke luar kota. Kali ini tujuan yg akan kami kunjungi adalah Tanjung dan Amuntai. Kalau perjalanan ke Tanjung (Tabalong) sudah pernah saya ceritakan disini. Maka kali ini saya hanya akan menceritakan sedikit dari daerah di Amuntai.


Alabio dan Danau Panggang dikenal sebagai daerah terjauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Maka tidak heran kalau daerah ini sepi. Akses menuju daerah ini dapat melalui darat atau sungai. Namun jalan darat yang tersedia sangat kecil. Hanya mampu dilewati satu buah mobil, maka berhati-hati lah jika kita mengendarai mobil lalu berpapasan dengan mobil lain dari arah berlawanan. Kemungkinan mobil tergores sangat besar. Disepanjang jalan di Alabio hanya terdapat pemandangan rumah warga, kandang ternak itik dan luasnya daerah rawa.

Bentuk rumah sangat sederhana. Seperti bayangan
anak kecil waktu disuruh menggambar rumah. Hanya ada 2 pintu, didepan dan dibelakang. Kemudian disamping pintu ada jendela. Atap tak ada jurai atau variasi bentuk atap yang beragam, bentuknya hanya perisai sederhana yang memanjang sepanjang rumah. Atau bentuk rumah bisa di visualisasikan dengan gabungan sebuah balok memanjang beratap prisma segitiga.Rumah tersebut terbuat dari kayu –beberapa menggunakan kayu ulin (kayu besi)- dan beratapkan sirap atau atap daun rumbia. Hanya beberapa rumah yang menggunakan beton. Itupun masih berada di pemukiman menuju keluar perkampungan.

Menurut bapak yang bertugas di daerah ini kebe
tulan beliau menemani kami, penduduk sekitar bermatapencaharian sebagai peternak itik. Tak heran jika di daerah sangat terkenal sebagai penghasil telur dan itik terbesar. Maka pantas itik alabio dijadikan symbol khas daerah ini.

Selain terkenal karena itiknya. Alabio juga sangat dikenal karena bahasanya dengan alunan logat yang
khas. Rata-rata masyarakat disini tak dapat melafalkan dengan baik setiap kata dengan huruf “O” dan “U”. Bagi kita yang tidak terbiasa mendengar mereka berbicara, maka kita mungkin akan tersenyum atau tertawa dengan gaya bicara mereka. (Mohon maaf, bukan maksud meremehkan).

Ada lagi yang jadi ciri khasnya alabio, yaitu kebanyakan orang banjar sering bercerita me”alabio” atau “mehalabi
o”. Artinya cerita tersebut merupakan sebuah plesetan atau ambiguitas dari sebuah kata/cerita. Saat orang yang mehalabiu bercerita,maka kita dituntut untuk berpikir, agar mengerti maksud (makna tersirat) dari cerita tersebut. Temanya beragam tapi kebanyakannya adalah humor.


Danau panggang??

Ya!!!

Saya sempat membayangkan dengan me reka-
reka rupa daerah ini. Sebuah danau yang Indah???
Lalu seperti apa danau yang di panggang
???
(Karena daerah ini bernama Danau Pa
nggang)

Rupanya tebakan dalam pikir saya sala
h. Tak ada danau di daerah ini. Yang ada hanya rawa-rawa. Sepanjang jalan dan sepanjang pandangan mata, kita akan melihat hamparan rawa yang tak ada habis-habisnya. Luas areal daerah ini sebagian besar di tutupi rawa-rawa. Pemukiman penduduk hanya di pinggiran jalan. Berjejer satu rumah dengan rumah yang lain disepanjang jalan. Dan hanya ada satu rumah, di setiap jalan. Tidak ada rumah lagi dibelakang rumah atau tidak ada gang, komplek atau himpitan rumah lainnya. Ah, saya jadi susah menjelaskannya.

Namun begitu, suasana di dua daerah ini san
gat lah nyaman. Saya tidak merasa jenuh seperti yang ada dikota. Disini jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Tidak ada jalan macet, tidak ada salip menyalip kendaraan yang bikin jengkel pengguna jalan lain. Ke daerah ini saya seperti kembali ke masa kecil, bermain langsung di alam seperti bolang yang ada di TV. Apalagi di sini merupakan daerah yang sangat Religius.

Seingat saya –kata bapak yang bersama kami- setiap malam senin, di mesjid terbesar didaerah ini diadakan
pengajian agama oleh tokoh/Ulama yang sangat terkenal. Mesjid ini selalu penuh oleh jama’ah bahkan jamaah yang berada jauh diluar daerah. Sayang saya lupa nama Guru/Ulama tersebut.

Usai ke Tanjung dan Amuntai ternyat
a saja di ajak lagi untuk melakukan perjalanan dinas (3-7 April 2011). Sebenarnya masih berat sih untuk jalan lagi, laporan yang ada aja belum juga selesai, eh berangkat lagi. Tapi saat ingat cita-cita mengelilingi ke seluruh penjuru kota dan daerah di Kalimantan, maka keberatan itu saya buang jauh-jauh. Tujuan kali ini adalah Batulicin dan Kotabaru. Keduanya masih berada di Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Namun dua kota ini beda arah jalan dengan banua anam atau kota/daerah lain di Kalsel.

Batulicin sudah pernah saya ceritakan
juga keadaannya disini. Maka Kotabaru lah yang akan saya ceritakan sedikit tentangnya sesuai apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Kotabaru merupakan pulau yang terpisah dengan pulau Kalimantan. Maka untuk mencapai daerah ini kita diharuskan menyeberang laut. (Jaraknya hampir sama dengan penyeberangan menuju Balikpapan dari Penajam).

(Gambar Pemandangan saat di atas ferry menuju Tanjung Serdang)


Selain menggunakan kapal penyebe
rangan berupa ferry, penyeberangan menuju Kotabaru juga disediakan kapal cepat berupa speedboat. Tapi speedboat hanya digunakan untuk kapal penumpang. Barang seperti mobil atau sepeda motor tidak mungkin untuk speedboat. Kalau dari Banjarmasin menuju Kotabaru kita diharuskan ke Batulicin dulu untuk naik fery di pelabuhan Tanjung Serdang. Waktu yang diperlukan menuju Batulicin (ke pelabuhan) dari Batulicin sekitar lima jam perjalanan darat normal. Jika tak menunggu lama (menunggu penumpang lain), dari pelabuhan Batulicin ke Tanjung Serdang (pelabuhan Kotabaru) memakan waktu sekitar 45 menit. Selanjutnya menuju Kotabaru dari Tanjung Serdang diperlukan waktu kurang lebih satu jam.



(Gambar mesjid di Jorong)




Sampai di pusat keramaian atau pusat k
ota, seperti biasanya mata saya lirik kiri dan kanan. Melihat beragam bentuk bangunan dan karakter (fisik) manusianya. Hehe. Sekilas, apa yang saya lihat waktu itu ada perbedaan antara kota Banjarmasin dan Kotabaru. Terutama bentuk bangunannya. Di bandingkan dengan Banjarmasin, rumah dan ruko di Kotabaru memiliki gaya arsitektur yang tinggi. Kalau di Banjarmasin, sebagian besar ruko yang dibangun dengan tampilan sederhana tanpa ornament-ornamen yang menarik.

Nah di Kotabaru kita akan melihat ruko dengan gaya dan bentuk beragam. Beberapa façade (tampilan depan) dibik
in dengan seni yang tinggi. Pertama saya melihat ruko yang mirip kelenteng (rumah ibadah Tionghoa), kemudian saya temukan juga bentuk ruko yang banyak sekali hiasan/mainan pada façade. Kaca, balok tambahan, Listplank pada balkon, bentuk atap, dsb merupakan bagian ruko yang mendapat sentuhan seni arsiteknya. Wuihh. Lumayan untuk bangunan di Pulau yang terpisah dengan Kalimantan ini.

Sa-ijaan adalah motto daerah ini. Menurut info
yang saya dapat “Sa ijaan” artinya sepakat atau se iya-sekata. Namun saya belum terlalu yakin kebenaran arti kata itu.

Kata orang-orang kalau ke Kotabaru jangan lupa ke siring. Setelah saya tanya kesana kemari dan mengunjungi langsung
, ternyata siring itu adalah sebuah tempat (pusat keramaian) yang berada di pinggir laut kotabaru. Tempat ini merupakan tempat favorit untuk tempat berkumpul bareng keluarga atau teman-teman karena pemandangannya cukup menarik. Di siring ini juga terdapat symbol atau ciri khas kotabaru, yaitu patung Ikan Todak.


(Gambar siring yang saya maksud, dan pinjam gambar dari sini)



Ternyata tidak salah dengan lirik lagu daerah kotabaru yang populer itu. Kotabaru memang menyimpan keindahan gunung yang Bamega (gunung yang berawan). Satu lagi informasi yang saya dapat. Katanya seluruh pulau Kotabaru ini dibawahnya tersimpan batubara, namun dilarang keras untuk menambangnya. Karena ditakutkan akan terjadi bencana jika penambangan dilakukan. Devisa daerah ini masih disokong oleh industri semen yang ada di Tarjun.

Saya berharap akan kembali lagi ke daerah ini…untuk menjemput sebuah impian.

Kotabaru gunungnya Ba' mega
Ba' mega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang

Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang

Pisang silat tanamlah babaris
Babaris...tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan

Bahalat gununglah babaris
Babaris hatiku dandam ‘kusalangakan
Hatiku dandam ‘kusalangakan

Burung bintit batiti di batang
Di batang si batang buluh kuning manggading
Di batang buluh kuning manggading

Kacilangan lampulah di kapal
Di kapal anak Walanda main komidi
Anak Walanda main komidi

Malam tadi bamimpilah datang
Rasa datang rasa bapaluk lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si ading

Kasiangan guringlah sabantal
Sabantal tangan ka dada hidung ka pipi
Tangan ka dada hidung ka pipi

Judul lagu Paris Barantai
Ciptaan H. Anang Ardiansyah



Saya menyayangkan gambar pandangan saya waktu itu tidak tersimpan dengan sempurna, sehingga ada beberapa foto-foto diatas adalah hasil googling.


17 comments:

  1. wahh..
    saya hapal lagu kotabaru padahal blm pernah sekalipun datang ke kotanya.

    *liputan yg bagus, 2 jempol deh *

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

      Delete
  2. wah hebat....sudah hafal lagunya ya...
    walaupun saya orang Kalsel asli tapi ke Kotabaru juga baru sekali...hehe

    ReplyDelete
  3. Really...!!! Can U sing for me..?? hehe

    ReplyDelete
  4. saya malah orang balikpapan dan blm pernah menginjak tanah kalsel sama sekali. Entah gimana ceritany sampai saya tau bahkan hapal lagu ini... lupa
    Tapi yg jelas masing2 bait sama saja bunyinya dan diulang² jadi mudah di nyanyikan ^__^

    ReplyDelete
  5. ow..itik alabio yang terkenal itu dari daerah sini toh..baru tahu..

    ReplyDelete
  6. di banjarmasin ada juga taman siring yang berada di tepi sungai kan? bukan istilah yang sama kah?

    ReplyDelete
  7. Masjid di pagatan keren gan
    Yg warna ijo tuh, pasti agan lewati kok

    ReplyDelete
  8. Iyaaa mbak....di Amuntai (baca:Alabio) ini memang penghasil itik terbesar di Kalimantan Selatan..karena kondisi geografisnya yg sangat mendukung untuk beternak itik..hehe

    ReplyDelete
  9. Sip deh mbakk...Balikpapan kan masih ga jauh sama Kalsel...masih tetangga-an gitu...hehe.

    Emang sih bait dan bunyi itu mudah berulang2, jadi wajar saja telah banyak dihafal dan dinyanyikan orang...he

    ReplyDelete
  10. Iya mbak, di Banjar juga ada...tapi pemandangannya bedaa.. kalau dikotabaru yg kita lihat laut, kalau di Banjar lihatnya sungai...hehe

    *kalau dibanjar paling asyik sambil makan jagung bakar. kemarin sempat ke situ ya mbakk???

    ReplyDelete
  11. Iyaa gan...ane sering shalat ashaar disitu gan...tapi ga sempat dan lupa untuk foto2 disitu...heee

    ReplyDelete
  12. sayangnya nggak sempet, kan hujan pas sore rencana jalan-jalan ke situ. Mudah-mudahan ada kesempatan lagi ke bjm..:)

    ReplyDelete
  13. Ohh..iya ya... sip mbakk..kalau ke banjar lagi kabarin aja ya..hee

    ReplyDelete
  14. yang anda maksud guru/ulama di DANAU PANGGANG ito adalah GURU DANAU ( KH.ASMUNI ),,,beliau memang banyak memiliki jamah/murid,,,hingga 200ribu orang,,

    ReplyDelete
  15. Oh, iya mas .... waktu itu saya lupa nama beliau. Terimakasih yaa atas informasinyaa...^_^b

    ReplyDelete