Tuesday, May 4, 2010

[Perjalanan] Hujan (Tanjung-Barabai)

Kelelahan tingkat tinggi dibayar lunas dengan kepuasan saya berkeliling dan menjelajah seluruh desa dan kecamatan terujung kalimantan selatan. Dari Jaro yang terletak diantara perbatasan Kalsel-Kaltim hingga kecamatan terujung birayang, pagat yang merupakan beberapa kecamatan dikabupaten Hulu Sungai Tengah:Barabai.

Perjalanan yang melelahkan kami mulai jam 10 pagi berangkat dari banjarmasin langsung ke Tanjung sebelum barabai dengan pertimbangan memudahkan kami nanti saat pulang kembali ke Banjarmasin.
Ini kali pertama bagi saya mengelilingi seluruh kecamatan di daerah yang sangat terkenal dengan potensi alam tambang batubara nya.

Tak heran kota ini berkembang begitu pesat, terlihat dari beberapa infrastruktur perkantoran dan hotel mewah yang dibangun ditempat ini.
Sambil jalan-jalan saya coba berinteraksi dengan masyarakat sekitar, bertanya masalah-masalah kecil tentang keadaan sosial hidup di kota tambang ini.
Kata ibu pedagang dipasar Tanjung dan Muara Uya dengan logatnya yang khas, sebagian penghasilan mereka dari berdagang dan hasil "menureh gatah".

Sangat menyenangkan saat dapat berinteraksi langsung dengan penduduk (asli) setempat, sambil berdiskusi ringan. Sesekali saya tersenyum mendengar gaya dan logat khas mereka berbicara, namun tetap berusaha santai agar tak seolah menertawakan mereka.hihi.

Selain itu kota tanjung ini penghasil buah langsat terbesar dan terbaik. langsat Tanjung memang terkenal dengan buahnya yang manis.
Saat itu saya sangat senang dapat langsung melihat kebun atau hutan yang penuh dengan pohon langsat. Sesekali saya sempat terkecoh dengan pohon karet yang batang pohonnya mirip dengan pohon buah langsat.

Untuk tingkat perekonomian dan pembangunan dikota ini boleh dikatakan sangat tinggi karena disokong oleh Pendapatan daerah yang berasal dari tambang batubara, karet dan perdagangan. Tak heran jika dikota ini dibangun Hotel mewah dan satu-satunya diantara banua lima. Kondisi hotel penuh oleh para tamu-tamu tambang dan pejabat-pejabat instansi terkait yang datang dari luar daerah untuk melakukan tugasnya di kota ini.

Setelah puas berkeliling Tanjung, perjalanan saya lanjutkan ke Kota Barabai berikut kecamatan-kecamatan didaerah tersebut. Dari tanjung awan gelap mengiringi perjalanan yang memerlukan waktu satu jam perjalanan menuju barabai melewati kabupaten pemekaran Paringin/Balangan.

Sebelumnya saya tak pernah berkunjung ke kota Barabai. Ibukota dari kabupaten Hulu Sungai Tengah ini terletak disebelah utara Banjarmasin. Jaraknya kurang lebih 160 km dari Banjarmasin atau sekitar 4 jam perjalanan darat dengan mobil. Jika kalian dari Banjarmasin kalian akan disambut oleh tugu burung enggang hitam besar sebagai tanda memasuki wilayah Barabai.

Saya Sempat penasaran dengan kota yang terkenal dengan penganan tradisional khas "apam"nya. Konon, warga sekitar mempunyai karakteristik sama dengan wadai apam tersebut, yaitu item manis. (tak tahu sumbernya dari mana).

Satu hal yang menarik di Kota ini yaitu, saat saya menyusuri jalan-jalan utama ada beberapa tiang yang bertuliskan asma-asma Allah setiap 5-10 meter. Se-ingat saya hanya Barabai dan Kandangan yang memiliki ciri khas seperti ini.

Waktu perjalanan menuju arah Birayang dari Pagat, pemandangan indah pegunungan yang membujur dari selatan keutara begitu elok saat matahari berada di puncak ubun-ubun. Sayang, saya tak sempat mengambil gambar dan tak tahu siapa dan apa nama gunung tersebut...T_T. Kalau tidak salah pegunungan meratus ya???

Satu lagi keinginan saya untuk mengunjungi objek pariwisata daerah ini, kata masyarakat setempat sih: wisata alam di Pagat.
Kata warga setempat Obyek Wisata Pagat terletak di Kecamatan Batu Benawa, berjarak sekitar 7 km dari kota Barabai. Obyek wisata alam ini merupakan salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan sudah terkenal di wilayah Kalimantan. Obyek wisata ini ditandai panorama alam yang indah, udara yang sejuk, bukit dan sungai yang jernih.

Selain itu terdapat sumber air jernih dari dalam Goa yang berada dikaki bukit Batu Bini. Bukit ini menurut legenda merupakan pecahan dari kapal milik Raden Pengantin si anak durhaka. Untuk menyeberangi sungai menuju bukit, pengunjung dapat menggunakan rakit (lanting) atau jembatan gantung. Untuk memudahkan pengunjung mencapai puncak bukit telah dibangun tangga kayu. Dari puncak bukit ini pengunjung dapat melihat pemandangan kota Barabai dan sekitarnya.


Sayang seribu sayang waktu saya habis diperjalanan. Saat itu rezeki untuk sekalian alam sedang dibagikan (Hujan), jadi saya tak sempat berkunjung kesana. Jika Allah mengizinkan pada kesempatan yang akan datang ingin menikmati keindahan ciptaan Allah sebagai tanda-tanda kebesarannya.

Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. [AL-A'raaf:57]

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. [Ibrahim: 32]

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

[AL-Al Ghaasyiyah :17-20]


3 hari saya rasa tidak cukup untuk menikmati pesona dan suasana bermalam di dua dari lima banua yang ada disebuah provinsi Kesultanan Banjar. Propinsi ini meliputi sebagian besar wilayah Hulu Sungai di Kalimantan Selatan.


30042010 9.30am

2 comments:

  1. Tanjung berarti keadaannya sudah lumayan maju yach? kepikiran kalo tahun depan suami harus pindah kesana.

    ReplyDelete
  2. yaaa boleh dikatakan begitu, karena sebagian besar penduduk juga warga pendatang, berbeda jauh dengan 2-3 tahun lalu..infrastruktur daerah jalan dan gedung sekarang sudah lumayan padat

    ReplyDelete