Tuesday, February 1, 2011

Bekerja, Kegagalan dan Etos Kerja

"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS At-Taubah, 9 : 105)

"Apabila salat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS al-Jum-ah : 10)

 "Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan pekerjaannya dengan baik." (QS al-Kahfi : 30)

Bekerja merupakan salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah SWT, selain untuk  memenuhi kebutuhan duniawi, bekerja bisa menjadi ladang amal yang subur apabila kita memanfaatkannya dengan baik. Ikhlas  dan hanya mengharapkan keridhoaan Allah akan menjadi sebuah keberkahan pada rezeki yang kita terima dari bekerja.

Namun, bekerja tidak bisa langsung kita simpulkan selalu dapat yang terbaik dan tanpa masalah. Resiko rugi, capek, pusing, dan kegagalan selalu membayangi kita dalam bekerja.

Sebenarnya tidak ada orang yang gagal karena ketidak bisaannya, akan tetapi umumnya kita dikalahkan oleh kejenuhan, kemonotonan, dan ketidak sabaran dalam  menanggung beban derita.

Hal inilah yang lazim kita temui pada kehidupan sekarang. Kegagalan sering kali membuat frustasi. Terkadang banyak yang nekat mengakhiri hidupnya karena tak sanggup menyelesaikan masalah.

Selain kurangnya ikhtiar (usaha) yang maksimal kegagalan seringkali disebabkan motivasi diri yang kurang. Oleh karena itu diperlukan suntikan tenaga dengan bahan bakar yang terbatas untuk menjalankan ikhtiar tersebut. Lalu bagaimana caranya?? apakah bahan bakar tersebut dijual dipasaran dan kita bisa membelinya??

Bahan bakar itu ternyata diri kita sendiri.
Supaya lebih mudah memahami kita istilahkan bahan bakar tersebut dengan Etos Kerja.

kalau di jelaskan maknanya adalah seperti ini:

ETOS adalah Pandangan hidup (value, nilai) yang khas dari suatu golongan sosial, akhlak dalam pekerjaan, sedangkan

ETOS  KERJA adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok .

Hasil/Output ETOS KERJA berupa PRODUKTIVITAS.


ETOS KERJA DALAM ISLAM

1. Selalu Melakukan Perhitungan dan Perencanaan.

Tanpa rencana, sudah bisa dipastikan hal atau pekerjaan yang kita kerjakan menjadi tidak maksimal dan tidak terarah. Namun kita tetap harus pandai jangan sampai terjebak pada perhitungan dan rencana-rencana saja tanpa melakukan sesuatu. Perjalanan seribu mil itu dimulai dengan langkah pertama.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok,
dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
(QS 59:18).

2. Menghargai Waktu.

Waktu pemegang peranan penting untuk meraih keberhasilan. Jika tak pandai memanfaatkan waktu, tentu saja kita jauh dari istilah keberhasilan. Kita bisa lihat orang yang sukses selalu memanfaatkan setiap detik waktunya dengan hal-hal lebih bermanfaat. Orang sukses selalu berusaha lebih dibandingkan dengan orang biasa/gagal. Kita hidup sama dengan orang2 lainnya selama 24 jam sehari. Tetapi orang yang sukses selalu lebih keras-lebih rajin-lebih banyak memanfaatkan waktunya.

"Time is Money" dan waktu adalah pedang yang bisa membunuh siapa saja tanpa ampun jika tak menghargainya.

Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh (QS 103:1-3).

3. Selalu Ingin Yang Terbaik.

Bekerjalah dengan kemampuan terbaik. Meskipun tidak ada yang melihat. Siapa yang menanam dialah yang menuai.  Kalau kita menginginkan yang terbaik maka mulailah dengan usaha yang terbaik
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS 94:7).

5. Fastabiqul Khairat.

Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebajikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 2:148).

6. Bersikap Mandiri.

Jangan pernah bergantung sesuatu hal pun kepada orang lain kecuali pada Allah. Karena bergantung dengan orang/makhluk  bisa kecewa.
Kemandirian ekonomi ini dicontohkan oleh sahabat Abdurrahman bin Auf yang tidak mau diberi setengah harta dari Sa’ad bin Rabi di Madinah.


"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
[QS. Al Qoshosh (28) : 77]


Rasulullah saw telah bersabda dalam sebuah hadisnya, "Tidak ada satu pun makanan yang lebih baik dibandingkan makanan yang dihasilkan dari jerih payah tangan sendiri."

Allah mencintai pekerjaan  kecil yang dikerjakan dengan terus menerus (konsisten)
[Hadits]

Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan penampilan kamu, tetapi Allah melihat  hati dan amalan kamu .
[Hadits]


[elFath] diambil dari berbagai sumber

1 comment:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

    ReplyDelete