Sunday, December 27, 2009

Cerita kedua (Nasi Goreng Rasa Besi)

Karena dari satu sekolah (SMU) yang sama, membuat kami sepakat untuk mengontrak rumah sebagai bentuk penghematan dan efisiensi dari biaya pendidikan. Mulai dari berburu rumah kontrakan yang lokasinya strategis hingga membeli keperluan rumah tangga kami lakukan bersama.

Ongkos makan dan minum di kota pelajar ini sebenarnya masih tergolong murah. Tetapi kami berusaha agar dapat meminimalkan biaya hidup setiap bulan. Apalagi aku yang dari keluarga sederhana. Abah hanya seorang Tukang kayu dan mama cuma sebagai Ibu rumah tangga. Penghasilan yang tak seberapa dibagi-bagi untuk makan keluarga sehari-hari, biaya sekolah 2 orang adik yang sudah SMP dan tentu saja membiayaiku kuliah.

Tak seperti teman-teman ku yang lain dapat uang saku setiap bulan. Aku hanya mendapat uang saku seratus ribu rupiah untuk dua minggu. Tapi dari lubuk hati ini tetap bersyukur karena masih bisa melanjutkan kuliah. Sedih jika mengingat-ngingat ini kembali saat sekarang. Sebagian besar biaya pendidikan kuliah aku dapat dari beasiswa. Cuma pada semester satu saja aku membayar uang SPP selebihnya gratis karena beasiswa. Tak henti-hentinya aku bersyukur disetiap shalat malam untuk meminta kepada ALLah agar aku dan keluarga dirumah senantiasa dimudahkan dalam urusan rezeki.

********************************

Anang, Ijul, Amat, Udin, Duan, Birin, Ancah dan aku (birin) sepakat untuk membuat jadwal piket untuk membersihkan rumah, memasak, mencuci piring, membeli lauk, gallon air dan keperluan-keperluan sehari.
Saat kami berkumpul sore-sore sebelum besok pagi ikut P2B

“Yang giliran memasak kewajibannya harus masak nasi, dan menjamin kita agar dapat lauk yang sehat dan bergizi”…..Tegas Anang di awal pembicaraan.

“Iya aku setuju” aku menyahut.

“sehat dan bergizi ituh bagaimana???” aku ikut komentar.

“iya apalagi kita juga kan ga bisa masak semua” duan ikut-ikutan bicara….

“enak aja kita, elu aja kali…” anang dengan ekspresi bercanda…

“itu kamu aja wan…kamu kan anak mami..” ijul ikut celetuk

Setelah itu duan hanya bisa diam…(dengan ekspresi jengkel)


Kami semua tahu bahwa duan itu adalah anak mama (kesayangan) karena segala sesuatu keperluannya minta bantuan mamanya. Apalagi dia agak sedikit feminim mulai dari smu dulu…


Setelah hasil pembicaraan itu, kami semua membuat jadwal di kertas dengan tulisan yang besar-besar agar tidak ada alas an untuk tidak ingat dan kami pasang jadwal itu di dinding Ruang utama tempat kami berkumpul.

Mie Instan, Telur dadar, telur ceplok, ikan sarden kalengan, ikan asin adalah menu utama dan tak henti-hentinya disuguhkan setiap hari. Beragam rasa, beragam bentuk, beragam aroma terlahir dari koki-koki yang tak biasa. Semua nya murni terbuat dari racikan-racikan dan bumbu-bumbu istimewa dari koki-koki yang NOL PENGALAMAN.


Pertama kali giliran Anang:

Telur dadar, yang aromanya sungguh aduhai…

Piring tempat makan terbuat dari melamin***waktu itu tidak tahu kalau melamin berbahaya*** tertutupi oleh lingkaran warna kuning kecokelatan dihiasi irisan daun bawang dan cabe merah menambah semangat untuk bisa melahapnya….

“ wah sedap sekali kayaknya telur dadar ini, ternyata anang jago masak juga rupanya” bisikku dalam hati…

Melihat ekspresi mukaku yang menghirup aroma masakannya membuat anang tersenyum sendiri saat masak didapur…”Lihat saja masakan ku, pasti kalian bangga” pikir anang saat itu……

Saat kami semua kumpul dan jam makan siang sudah datang. Tiba rasanya kita bersama-bersama melakukan “launching” masakan ala chef anang…

Duan dan udin tampak bersemangat mengambil nasi…

Sedang Aran mengambil botol kecap manis asli daerah berlabel ikan berwarna merah. Aran adalah satu dari kami yang ketergantungan dengan kecap. Kalau tidak ada kecap, dia rela untuk tidak makan dan membeli atau meminta kepada tetangga seberang rumah.

Ancah membagi telur dadar tersebut menjadi delapan bagian. Saat pembagian itu amat memperhatikan dan berkata kepada Ancah…

“cah, banyakin bagianku dong???”

Amat memang badannya lebih besar dari yang lainnya, sedang yang paling kurus adalah ancah.
Jadi saat pembagian itu ancah yang sengaja memotong telur dadar tidak merata…bagian satu sampai enam terlihat rata dan dua bagian terlihat begitu kecil dan besar.

Ancah berpikir licik sengaja memotong bagian besar untuk dirinya.
Karena dia terlalu asyik membagi potongan telur itu, hingga dia tidak sadar belum mengambil nasi di ricecooker…

Teman-teman sudah ngambil nasi semua..

Belum semenit Ketika ancah mengambil piring dan nasi didapur ternyata, potongan telur dadar itu sudah ludes dan hanya tersisa satu bagian. Tentu saja yang tersisa adalah potongan kecil.
Ancah kecewa dan cemberut, dan tersenyum sinis pada amat. Sudah pasti amat pelakunya.


Amat tertawa terbahak-bahak merasa menang dengan ancah.

……………………………………………………………..

Namun beberapa orang diantara kami merasa ada yang aneh……
Amat bahkan tak bersuara ketika melahap nasi bercampur mie kuah (instan) dan telur dadarnya.
Airmukanya langsung redup….

Kami saling berpandangan melihat ekspresi amat???

“mat, kenapa????” Tanya anang…

“loe mau kawin ya nang…” akhirnya amat buka suara…..

“mauuuuu kawin, tapi belum siap nikah” kata anang

Akhirnya kami tersadar bahwa amat dapat bagian telur yang gumpalan garamnya belum teraduk merata di telur dadarnya…begitu juga dengan udin dan duan mendapat bagian telur yang asinnya bukan main.

Ancah tersenyum lebar….

Kali ini dialah yang merasa menang…

“rasain lo…badak” bisiknya dalam hati

Kami semua sadar saat itu yang paling tegang adalah anang…dialah koki istimewa yang membuat kami tak mampu berkata-kata dengan telur dadar buatannya.

Karena kami sudah faham satu dengan yang lain, maka tak ada yang mengeluh dan membuat anang merasa terluka. Masing-masing meneruskan makan dengan santai, dan menyembunyikan telur buatan anang dalam tumpukan nasi.

Lain halnya dengan anang, Ijul juga salah satu koki istimewa yang kami miliki.
Dia ingin membuat surprizee kami bertujuh dengan masakannya.

Nasi goreng plus ikan sarden

Entah dengan bumbu-bumbu apa saja dan dengan cara apa membuatnya. Ijul membuat nasi goreng yang penuh warna dan cita rasa.

Dengan penyajian yang luar biasa. Delapan piring sudah tersedia di lantai tempat kami berkumpul makan. Tanpa harus kami mengambilnya sendiri didapur…

Semua tergugah selera.

Aran langsung bergerak cepat menuju dapur untuk mengambil kecap kesayangannya…
Kali ini kita kompak, untuk makan bersama-sama. Agar mendapat bagian yang sama.
Ijul juga pintar membagi dan menyisakan cukup 3 piring didapur untuk tambahan.

Hahahahahahaha….

Semua makan terdiam, tak ada yang bersuara.
“Entah apa yang dirasakan teman-teman semua” bisik ijul ddalam hati..

Anang, amat, duan, ancah, udin, nyengir…

Aku ga bisa komen apa-apa. Ada yang aneh dilidah ini. Nasi goreng ini kok begitu berasa besi dan seng
Sedang Aran tampak biasa-biasa aja.

Aran juga yang lidahnya mempan terhadap rasa apa saja…

Mau asin, pedas, pahit ga ada rasa baginya..
Yang ada manis melulu disetiap masakan dan makanannya yang terkontaminasi dengan kecap.

Tiba-tiba saja ada temen kami satu kelas kuliah datang silaturrahmi…

“wah kalian, lagi pada makan ya” Tanya Isau

*Isau : temen satu jurusan kami yang suka sekali olahraga, dan kuat makannya**

“Iya, makanan sau….” Amat duluan menjawab..

“tuh masih ada didapur nasi gorengnya” Ijul bersemangat menawarkan

“wah jadi merepotkan, ngga usah-ngga usah” kata isau..
Dalam hatinya…”wah kebetulan neh aku belum makan siang”

“ne basa-basi nawarin atau memang ada lebih neh” Tanya isau yang kali ini ga ada Jaim-jaimnya
“boleh-boleh” serentak kami jawab dengan saling berpandangan satu sama lain….

Kami heran sisa nasi goreng Istimewa rasa besi itu mampu dihabiskan Isau dengan waktu yang tidak terlalu lama,,,dua kali nambah..terlihat sangat menikmati nasi goreng istimewa itu..

Satu sama yang lain masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tak pernah ada perselisihan diantara kami. Entah dihati kami sudah ditanamkan untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Kalian sobat-sobat istimewaku..
Kita masih ada perlombaan…
Siapa yang duluan nikah…
Siapa yang duluan dapat anak…
Siapa yang dapat isteri cantik dan shalehah……


Bersambung……..
Cerita kedua (masih belajar)***lagisemangatnul
ismumpungliburpanjang****
Mohon masukan, kritikan dan saran………

24122009_21:22

No comments:

Post a Comment