Wahai seorang yang lembut hatinya.
Sesungguhnya berat sekali menjaga hati ini. hati seorang lelaki keras kepala yg mudah luluh karena perasaan (cinta)nya.
Satu sisi aku tak ingin imanku aus, hatiku terkikis melihat indahnya reinkarnasi tulang rusuk yg bengkok itu.
Sisi yg lain, aku takut, aku takut sekali kalau rusuk yg bengkok itu bukan rusukku. Aku takut rusuk itu milik orang lain.
Aku takut sungguh aku takut. kalau rusuk itu akan diambil orang.
Tahukah kau..imanku bergejolak tentang ini.
Aku tak bisa lagi berkonsentrasi utk menambah ayat yg kuhafal
Berkali-kali dan berulang-ulang aku mengupayakan agar rusuk itu siap dipasangkan ke rusukku yg hilang.Tahukah kau saat terberat aku menjaga hatiku, yaitu saat dekat denganmu.
Aku lebih suka menjauh dan tak mendengar suara indah melantunkan ide-gagasan brilianmu.Aku lebih suka kena iqob daripada aku kehilangan konsentrasiku saat, kau dan aku menjadi bagian dalam suatu syuro.
Aku lebih suka mendengar hasil syuro, dari teman satu kelompokku. daripada hatiku digerogoti oleh virus jambu itu. Atau aku lebih suka jika kau tak ikut kegiatan apabila aku menjadi panitia atau pesertanya. Walaupun seringpula aku lirik sana-sini mencari keberadaanmu. Aku takut niat semulaku untuk menuntut ilmu dan fastabiqul khairat lillahi ta'ala, menyimpang menjadi riya. tampil keren dengan gagasan cemerlang.
Makanya aku lebih suka kau tak disana.sampai huruf terakhir yg ku tulis ini. aku seperti orang yg lumpuh kakinya. aku seperti kejatuhan langit dan galaksinya tatkala mendengar sebuah kabar berita itu...
bisakah kau jawabkan semua pertanyaan dariku?
Catatan lama yang sudah berdebu, telah kutemukan kembali walau tak sempat sempat merapikannya. Iseng daripada usang, boleh kan saya posting disini. Bukan sebuah curhatan lho
tak percaya :P
ReplyDeletesama :D
ReplyDeleteSemoga kini kita terlindung dari hal yang menhinakan diri di hadapanNya...
ReplyDeletecie cie cie :P
ReplyDeleteCkk..ckk...ckk...
ReplyDelete*copas komen
sabar kawan,,,
ReplyDeletekalau memang jodoh maka pasti ada jalan buat mu untuk menyatukan kembali rusuk mu yang telah lepas
kaburrr....hihi
ReplyDeletewah ga percaya juga ya....
ReplyDeleteAmiin...Ya rabbal 'alaamiin
ReplyDeleteAmiin..Ya Rabbal 'alaamiin...
ReplyDeleteSsttttt....cuma tulisan lama yang tlah berdebu ka
ReplyDeletehehe....
ReplyDeletetapi kalau ga dijemput, ntar keburu diambil orang..hehe
ReplyDeletemaka na buruan di jemput gan...
ReplyDeleteWew, pantas sering absen syuro. Ternyataa... Hehehe....
ReplyDeleteyup..betul! jemput, gan!
ReplyDelete:)
duh, padahal aktivis dakwah dituntut untuk imun, bukan steril. kalo sudah imun, pasti bisa ttp dateng syuro, kalo muncul godaan2 keimanan, ucapkan saja ta'awudz.. minta perlindungan dengan Allah saja. karena bisa jadi itu merupakan tipudaya syaithan supaya kita memilih mundur dari amal jama'i.
ReplyDeletemembaca judul tulisan ini, jd ingat sebuah puisi yg ditulis salah satu aktivis juga, isinya agak mirip dengan ini, tp isinya berkali lipat lebih jambu.
ReplyDeleteyah kaka, kalau yang sebenarnya ulun jarang absen ka..kecuali kalau memang berhalangan hadir
ReplyDeleteYup bener sekali, makanya sering ditekankan sebelum melaksanakan amanah, berangkat untuk memulai sesuatu apapun, agar memperbaiki niat semata-mata mengharap ridha Allah..hehe
ReplyDeleteberarti tulisan ini termasuk jambu ya...Hehe
ReplyDeleteayoo...berangkat...hehe
ReplyDeletejangan lupa bawa bekal gan
ReplyDeletesuka comment nya...
ReplyDeletesepakat ^_^