By Rahman Elfath
Ada senyuman tersimpul diwajah ibu yang berkeringat dan terbatuk-batuk, ketika membungkus kue sambil melihat isi raporku.
“Sudahlah bu, fathur berhenti saja sekolah agar ibu tak repot bekerja. Ibu beristirahat saja agar penyakit ibu cepat sembuh.” (terbata-bata)
“Duh nak...kalau urusan uang atau keperluanmu sekolah tak usah kau pikirkan. Ibu masih bisa jualan atau berhutang sama acil Ijum. Kau belajar saja yang rajin supaya sukses dunia-akhirat dan membanggakan Ibu jadi anak yang berguna bagi semua. “ (penuh harapan)
“Oh iya, Ibu ingin memberikan satu-satunya dan terakhir yang ibu punya kepada mu.”
“Apa itu bu…?” (sambil terisak)
“Do’a ku“
******
Untuk diikutkan pada lomba menulis Kisah Tentang Ibu (KITAB) oleh blog Cerpen Tiga Tujuh.
Info lomba: disini
Gambar dipinjam disini
oh, ada lomba lagi
ReplyDeletetks..
wih lomba lagi..
ReplyDelete*padahal yg lain blum ikutan.
sfs ^^b
iya mas...nyoba ikutan lomba sekalian belajar nulis....
ReplyDeleteiya des..lomba menulis kisah tentang Ibu yg diadakan oleh blog cerpen tiga tujuh.
ReplyDeleteSyaratnya maksimal dengan 100 kata..hehe
untuk lomba ya..??
ReplyDeletesmoga menang..^^
fatur.. kisah nyata?
ReplyDelete*netes air mata nih
ngga mbak, cuman fiksi...cuman beberapa kejadian sejenis pernah dialamin...T_T
ReplyDelete*T_T..jadi sedih juga...*
terimakasih ya...hehe
ReplyDelete